Tiga Bupati di NTT Siapkan Program Kerja
KUPANG, KOMPAS — Tiga bupati di Nusa Tenggara Timur yang baru saja dilantik memiliki program kerja berbeda. Harapannya, kinerja mereka terus diperuntukkan bagi masyarakat.
Kabupaten Ende memperjuangkan Danau Kelimutu sebagai geopark dunia. Kabupaten Kupang mempertahankan program pemberdayaan masyarakat. Sementara Kabupaten Ngada fokus pada perkebunan kopi dan pariwisata.
Bupati Ende Marcel Petu seusai dilantik Gubernur NTT Viktor Laiskodat di Kupang, Minggu (7/4/2019), mengatakan, lima tahun ke depan, bersama Wakil Bupati Djafar Achmat akan fokus pada pariwisata. Dalam tiga tahun terakhir, sektor pariwisata telah memberikan pendapatan asli daerah hingga 40 persen.
”Danau Kelimutu telah didaftarkan ke UNESCO sebagai geopark. Diharapkan, tahun 2021 status itu sudah diakui. Selain Danau Kelimutu, Ende memiliki wisata bahari, wisata sejarah, wisata alam, kuliner, serta tenun ikat,” kata Petu.
Ia membantah, pendapat sebagian kalangan yang menyebutkan, Ende tidak mengalami kemajuan dalam lima tahun terakhir. Tahun 2018, Ende memiliki pertumbuhan ekonomi terbaik ketiga setelah Kota Kupang dan Kabupaten Belu.
”Selain itu, Ende juga ditetapkan sebagai kabupaten dengan perencanaan terbaik kedua nasional. Ini akan kami pertahankan, bila perlu ditingkatkan,” katanya.
Bupati Kupang Korinus Masneno mengatakan, akan meningkatkan program kerja yang sudah dijalankan bupati sebelumnya. Program Tanam Paksa-Paksa Tanam, yang kemudian berubah menjadi Taman Eden akan diteruskan, sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Program itu dicetuskan mantan Bupati Ayup Titu Eki, yang saat itu berpasangan dengan Korinus Masneno, sebagai Wakil Bupati Kupang. Korinus mengaku, program Tanam Paksa-Paksa Tanam sebagai salah satu program unggulan yang mampu mengangkat masyarakat Kupang dari ancaman rawan pangan dan busung lapar.
Dengan kehadiran dua bendungan di Kabupaten Kupang, yakni Tilong dan Raknamo, pihaknya akan fokus pada pertanian sawah, tanaman hortikultura, dan budidaya ikan air tawar. Hasil produksi pertanian dan budidaya ikan air tawar akan memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Kupang.
Kabupaten Kupang sebagai penghasil ternak terbanyak akan mempertahankan status itu. Populasi sapi di Kabupaten Kupang 458.210 ekor pada tahun 2018. Sapi dari Kabupaten Kupang juga tiga tahun berturut-turut memenangkan kontes sapi terbaik tingkat provinsi.
Sementara itu, Bupati Ngada Paulus Soliwoa mengatakan, bakal fokus pada perkebunan kopi arabika. Kopi ini sejak 2015 sudah diekspor ke sejumlah negara. Aroma kopi arabika Bajawa sangat khas dan menempati juara satu kopi dengan aroma terbaik 2016.
”Kami akan kembangkan sektor pariwisata. Ngada kaya destinasi pariwisata, seperti rumah adat, air terjun, tarian-tarian daerah, dan sejumlah keunikan lain, termasuk memiliki suhu udara berkisar 10-30 derajat celsius, sangat cocok bagi turis-turis dari luar negeri,” kata Soliwoa.
Direktur Yayasan Peduli Sesama NTT Isidorus Kopong Udak menilai, tiga bupati dan wakil bupati yang dilantik sudah memiliki pengalaman kerja sebagai kepala daerah. Karena itu, lima tahun ke depan, mereka harus memiliki program kerja yang jelas terkait kesejahteraan masyarakat.
Udak mengatakan, melihat kepemimpinan Bupati Ende, Kupang, dan Bupati Ngada sebelumnya, belum mencerminkan kesuksesan berarti, khusus kesejahteraan masyarakat. Kondisi kemiskinan tidak jauh berubah. Belum ada target yang jelas meningkatkan ekonomi masyarakat.
Akan tetapi, masyarakat tetap memilih karena banyak faktor antara lain janji politik dan balas jasa. Masyarakat NTT biasanya selalu ”berbelaskasihan” kepada pemimpin yang telah mengabdi, kecuali pemimpin itu melakukan kesalahan fatal seperti korupsi atau terlibat kasus kriminal.
”Bupati Ngada Paulus Soli Woa dipuji Komisi Pemberantasan Korupsi karena realisasi Dana Desa 2018 mencapai 100 persen dan satu dari tiga bupati di NTT yang melaporkan harta kekayaan 2018 kepada KPK. Tetapi masalah kesejahteraan masyarakat terkait air bersih, kesehatan, pendidikan, penerangan listrik, dan bahan pokok masih dipersoalkan masyarakat,” kata Udak.