Distribusi Logistik ke 29 Distrik di Nduga Terselesaikan
Oleh
Fabio Costa
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Komisi Pemilihan Umum menyelesaikan distribusi logistik pemilu ke 29 distrik di Kabupaten Nduga, Papua. Nduga termasuk salah satu daerah yang gangguan keamanan dan keterlambatan pelaksanaan pemilu karena kondisi geografis yang sulit.
Hal ini disampaikan Anggota KPU Provinsi Papua Diana Simbiak saat ditemui Kompas di Jayapura, Rabu (10/4/2019).
Diana mengatakan, Nduga termasuk salah satu daerah di Papua yang diprioritaskan dalam pendistribusian logistik pemilu dan surat suara selama beberapa hari terakhir.
Nduga termasuk salah satu daerah di Papua yang mengalami gangguan keamanan akibat teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) di bawah pimpinan Egianus Kogoya.
Adapun KKB telah terlibat dalam 34 kasus penembakan pada tahun 2018 hingga 20 Maret 2019. Aksi kelompok ini menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 23 warga sipil dan 13 aparat keamanan dari TNI serta Polri. Sementara korban luka dari warga sipil sebanyak 7 orang dan aparat keamanan sebanyak 12 orang.
"Kami juga turun langsung memantau tahapan pemungutan suara hingga rekapitulasi suara di Nduga. KPU juga telah berkoordinasi dengan aparat keamanan," kata Diana.
Sebanyak 2.000 pemilih berasal dari delapan distrik. Rencananya kami akan memindahkan lokasi pemungutan suara mereka ke distrik yang lebih aman
Sekretaris KPUD Nduga Brihel Simanjuntak saat dihubungi mengatakan, terdapat sekitar 2.000 pemilih yang mengungsi akibat aksi KKB yang menghadapi aparat keamanan sejak Desember 2018.
"Sebanyak 2.000 pemilih berasal dari delapan distrik. Rencananya kami akan memindahkan lokasi pemungutan suara mereka ke distrik yang lebih aman," tutur Brihel.
Ia pun menambahkan, pendistribusian logistik pemilu untuk tiga distrik di Kabupaten Nduga yakni Mbua, Dal dan Mbumulyama akan dilaksanakan pada H-1 atau tanggal 16 April 2019. Sebab, ketiga distrik ini jaraknya dekat dari Wamena dan dapat dijangkau dengan transportasi darat.
Menggunakan noken
Total sebanyak 32 distrik di Nduga dengan jumlah pemilih sebanyak 92.216 orang dan 465 TPS. Hanya tiga TPS yang menggunakan sistem pencoblosan oleh setiap pemilih, sedangkan di 462 TPS menggunakan sistem noken.
Sistem noken adalah cara pemilihan di daerah Papua berdasarkan hasil musyawarah masyarakat di suatu kampung dan perintah langsung dari kepala suku untuk memilih kandidat tertentu.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, pihaknya akan mengeluarkan tembakan terhadap anggota KKB yang hendak mengganggu tahapan distribusi logistik, pemungutan suara hingga tahapan rekapitulasi. Langkah ini digunakan apabila aksi KKB membahayakan keselamatan aparat keamanan.
"Apabila anggota KKB menggunakan senjata api dan senjata lain seperti parang untuk menggagalkan tahapan pemilu, anggota kami segera mengeluarkan tembakan. Kami tak akan lagi mengeluarkan tembakan peringatan, " tegas Ahmad.
Ia mengatakan, pengamanan untuk tempat pemungutan suara di daerah rawan teror lebih diperketat bila dibandingkan dengan daerah yang minim aksi KKB.
Apabila anggota KKB menggunakan senjata api dan senjata lain seperti parang untuk menggagalkan tahapan pemilu, anggota kami segera mengeluarkan tembakan. Kami tak akan lagi mengeluarkan tembakan peringatan
Sejumlah kabupaten yang menjadi atensi khusus pengamanan Polri dalam pelaksanaan pemilihan presiden dan anggota legislatif di Papua antara lain, Nduga, Puncak, Puncak Jaya dan Lanny Jaya.
"Kami menyiapkan sekitar 15.000 personil untuk pengamanan tahapan pemilihan presiden dan anggota legislatif di Papua pada 17 April mendatang. 60 persen dari belasan ribu pasukan ini berada di daerah rawan gangguan keamanan, " tambahnya.