Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memerkuat konsep wisata halal guna meningkatkan kunjungan wisatawan muslim, termasuk dari mancanegara. Itu antara lain dengan menyediakan layanan fasilitas beribadah, yang disertai petunjuk informatif.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memerkuat konsep wisata halal guna meningkatkan kunjungan turis muslim, termasuk dari mancanegara. Itu antara lain dengan menyediakan layanan fasilitas beribadah, yang disertai petunjuk informatif.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng Sinoeng Noegroho, mengatakan, pihaknya terus mengupayakan wisatawan muslim merasa nyaman di tempat wisata mulai dari saat hendak beribadah hingga mengonsumsi makanan.
"Tempat wudu dan salat harus nyaman serta tak sulit dicari. Juga ada informasi kuliner yang terbuat dari bahan baku halal," ujar Sinoeng di sela-sela penyampaian riset pengembangan pariwisata oleh Bank Indonesia Perwakilan Jateng, di Semarang, Kamis (11/4/2019).
Pemprov Jateng terus mengupayakan wisatawan muslim merasa nyaman di tempat wisata mulai dari saat hendak beribadah hingga mengonsumsi makanan.
Sebelumnya, pada Selasa (9/4), Jateng menerima penghargaan dari Menteri Pariwisata Arief Yahya, sebagai salah satu daerah dengan wisata halal unggulan. Penghargaan tersebut diberikan pada ajang Muslim Travel Index (IMTI).
Menurut situs Kementerian Pariwisata, lima peringkat terbaik diraih Lombok, Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Sumatera Barat. Selain Jateng, destinasi unggulan lainnya yakni DIY, Malang Raya, Sulawesi Selatan, Kota Tanjung Pinang, Kota Pekanbaru, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cianjur.
Sinoeng menuturkan, di Jateng, salah satu destinasi yang telah memberi kemudahan akses dan informasi terkait tempat ibadah yakni Candi Borobudur. "Setelah ini, kami akan mendorong destinasi-destinasi wisata lain di Jateng untuk menerapkan hal sama," katanya.
Guna mewujudkan itu, Sinoeng akan bertemu para kepala dinas pariwisata 35 kabupaten/kota se-Jateng, demi mendorong iklim wisata Jateng yang lebih bersahabat terhadap kaum muslim. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pegiat dan pelaku pariwisata di berbagai daerah di Jateng.
Indeks Wisata Halal Indonesia (IMTI) ialah standar ukuran wisata halal Indonesia yang mengacu pada Global Muslim Travel Index (GMTI). IMTI 2019 mengacu pada standar GMTI dengan mengadopsi empat kriteria, yakni akses, komunikasi, lingkungan, dan pelayanan. (Kompas, 9/4).
”Target Indonesia tahun ini menjadi peringkat pertama destinasi pariwisata halal terbaik dunia versi GMTI. Kini Indonesia di peringkat ke-2 bersama Uni Emirat Arab,” kata Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani.
Indonesia dinilai menjadi salah satu negara yang diperhitungkan dalam industri pariwisata halal dunia. Oleh karena itu, Indonesia harus menggunakan standar global. Tahun ini, Kemenpar menargetkan 5 juta wisatawan mancanegara Muslim, tumbuh dibandingkan tahun lalu sebanyak 2,6 juta wisatawan mancanegara Muslim.
Penasihat pengembangan wisata halal, Riyanto Sofyan, menambahkan, saat ini jumlah wisatawan Muslim Indonesia baru 20 persen atau sekitar 3 juta wisatawan mancanegara. ”Targetnya lima juta wisatawan Muslim tahun 2019 atau 25 persen dari 20 juta wisman,” katanya. (Kompas 9/4).