Radius Bahaya Gunung Agung Dilanggar Empat Turis Rusia
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
KARANGASEM, KOMPAS — Radius bahaya 4 kilometer status Siaga Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, kembali dilanggar, Sabtu (13/4/2019). Empat warga negara Rusia mendaki mulai pukul 03.00 Wita. Mereka adalah Trikhanovid Paver (25), Trikhanovid Anthalika (26), Olga (20), dan Artem (25).
Keempatnya mendaki pada dini hari dan baru turun sore harinya. Selanjutnya, mereka dibawa petugas ke Kepolisian Sektor Selat untuk diinterogasi. Dua kendaraan roda dua yang mereka tumpangi juga sudah dibawa terlebih dahulu ke Polsek Selat.
”Kami menyayangkan masih terus-menerus banyak pendaki yang melanggar ketentuan radius bahaya, terutama turis asing. Apalagi, belakangan Gunung Agung meletus. Terakhir, Kamis sore erupsi. Mereka tengah diinterogasi petugas polsek,” tutur Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali Made Rentin.
Ia masih belum menemukan ketentuan atau sanksi apa yang bisa membuat jera pendaki yang melanggar radius tersebut. Kekuatan petugas, lanjutnya, hanya bisa mencatat, menginterogasi, dan selanjutnya tidak ada proses hukum apa pun.
Menurut pengakuan keempatnya, ujar Rentin, mereka berangkat dini hari dan mendaki hingga ketinggian 2.000 mdpl (meter di atas permukaan laut) dari ketinggian Gunung Agung sekitar 3.174 mdpl. Karena kabut dan hujan, mereka memutuskan turun. Akan tetapi, mereka tersesat saat perjalanan turun.
Mencurigai
Awalnya, masyarakat, relawan Forum Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung, serta petugas BPBD Karangasem dan Bali mencurigai ada dua orang naik ke puncak Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, pada Sabtu (13/4/2019) dini hari. Kecurigaan itu karena ditemukan dua kendaraan bermotor.
Sebelumnya, sejumlah warga dan relawan menduga, adanya pendakian itu berawal dari relawan yang melihat kedip-kedip dua cahaya dari lereng gunung. Cahaya itu dari kejauhan berasal dari senter para pendaki. Karena itu, mereka berupaya mencari keduanya.
Lalu, ada saksi yang melihat dua orang asing atau wisatawan asing menyembunyikan kendaraan mereka. Selanjutnya, saksi tidak mengetahui pasti ke mana kedua orang tersebut setelah menaruh kendaraan.
Akan tetapi, Gunung Agung masih bergemuruh dan cuaca mulai mendung. Relawan gabungan memutuskan untuk menghentikan pencarian sekitar pukul 12.00 Wita. Hingga Sabtu sore, pendaki belum turun.
Dugaannya, ada dua orang yang sekarang mendaki sejak pukul 03.00 Wita, Sabtu dini hari ini. Tetapi, sampai sekarang, mereka belum turun.
Setelah pengecekan ke sekitar Pura Puncak Agung dengan radius terdekat dan sebagai pintu masuk mendaki ke gunung, petugas dan relawan menemukan kendaraan roda dua yang diparkir di antara pepohonan dan semak tak jauh dari jalan masuk pura.
”Dugaannya, ada dua orang yang sekarang mendaki sejak pukul 03.00 Wita, Sabtu dini hari ini. Tetapi, sampai sekarang, mereka belum turun,” kata Rentin.
Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, masih berstatus Siaga sejak 10 Februari 2018 hingga Sabtu ini. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menetapkan radius bahaya adalah 4 kilometer dari puncak kawah.
Namun, untuk kesekian kalinya, radius bahaya dilanggar terutama oleh warga negara asing atau wisatawan asing. Mereka memasuki radius tersebut untuk mendaki tanpa permisi pada malam hari.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana berkali-kali mengingatkan agar tidak memasuki kawasan rawan bencana 4 kilometer melingkari puncak kawah. Apalagi, Gunung Agung belakangan sering erupsi. Lontaran batu-batunya berada pada radius tersebut.
Ketua Pasebaya Agung, I Gede Pawana, sangat menyayangkan ulah turis-turis asing ini, padahal papan peringatan sudah dipasang. Hal ini membuat warga setempat kewalahan melakukan pencarian. Alasannya, jika turis tersebut tidak paham medan dan terluka, lanjut Pawana, dirinya bersama warga harus menanggung beban untuk membersihkan Gunung Agung dengan upacara Hindu Bali. Gunung Agung merupakan salah satu tempat yang disucikan.