PALEMBANG, KOMPAS Kementerian Perhubungan turun tangan membereskan operasionalisasi kereta ringan yang belum maksimal di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Meskipun tingkat akses meningkat, peran dan dampak keberadaan LRT itu belum maksimal.
Selasa (16/4/2019), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi depo kereta ringan (LRT) di Palembang. Ia memantau ruang operasional dan bengkel LRT serta mengevaluasi okupansi.
Budi mengatakan, okupansi LRT belum optimal. Salah satu penyebabnya, rute angkutan umum dan LRT belum terpadu. Masih ada angkutan umum yang trayeknya sejajar dengan rute LRT yang membuat penumpang lebih memilih moda lain.
Idealnya, kata Budi, trayek angkutan umum melengkapi LRT, transportasi publik terbaru di Palembang. Di Jalan Jenderal Sudirman, misalnya, trayek angkutan kota masih sejajar rute LRT. Kemacetan pun tak terhindarkan.
Kemenhub akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Palembang menata ulang rute angkutan umum. Waktu tempuh LRT Sumsel akan diperpendek dengan mempersingkat jeda antarkereta (headway).
Dengan begitu, waktu tempuh LRT dari stasiun awal di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang hingga Stasiun DJKA Jakabaring sepanjang 23,4 km menjadi sekitar 60 menit, termasuk berhenti di 13 stasiun. ”Hal ini juga akan memberi kepastian waktu bagi penumpang,” kata Budi.
Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Nelson Firdaus mengatakan, sejak operasional LRT, Pemkot Palembang sudah menata ulang rute (re-routing) angkutan umum. Namun, memang masih ada beberapa rute sejajar LRT.
Jangan merugikan
Beberapa kendala ditemui dalam penataan ini, termasuk terkait aspek bisnis. ”Banyak rute baru yang ditawarkan tidak menguntungkan,” ujar Nelson. Ini masih dievaluasi, jangan sampai trayek baru merugikan salah satu pihak.
Budi menambahkan, belum optimalnya keterisian juga disebabkan pembangunan proyek LRT yang belum selesai. Itulah mengapa uji coba masih berlangsung. ”Saya harap konstruksi selesai bulan depan sehingga pengoperasian LRT Sumsel lebih optimal,” katanya.
Kepala Balai Teknik Perekretaapian Wilayah Sumbagsel Sugianto mengatakan, dari kapasitas LRT 27.000 penumpang per hari, rata-rata keterisian penumpang masih 22 persen. Rata-rata sebelumnya 18 persen.
Saat ini, jumlah rangkaian kereta (trainset) LRT masih lima. Saat semua konstruksi selesai, ada enam rangkaian. Jam operasional juga terbatas, pukul 04.48-18.59. Nantinya diperpanjang menjadi 04.00-22.20.(RAM)