Gemuruh angin lereng selatan Gunung Slamet berbisik lembut dari kejauhan. Menggoyangkan tangkai dan dedaunan saat mendekat. Menelusup di antara labirin batang pinus yang menjulang tinggi. Semilir dingin menerpa tubuh, menghanyutkan batin pengunjung menikmati teduhnya Hutan Pinus Limpakuwus di kawasan wisata Baturraden, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
Gemuruh angin lereng selatan Gunung Slamet berbisik lembut dari kejauhan. Menggoyangkan tangkai dan dedaunan saat mendekat. Menelusup di antara labirin batang pinus yang menjulang tinggi.
Semilir dingin menerpa tubuh, menghanyutkan batin pengunjung menikmati teduhnya hutan pinus Limpakuwus di kawasan wisata Baturraden, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.
”Di sini adem dan enak tempatnya. Pemandangannya juga bagus,” kata Panca (16), salah satu pengunjung asal Purbalingga, yang datang bersama kawannya, Dika Bakti (17), untuk berburu obyek foto pemandangan alam, Kamis (18/4/2019), di hutan pinus.
Hutan pinus Desa Limpakuwus ini berada di ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Lokasinya tepat berada di sebelah timur Obyek Wisata Alam Telaga Sunyi Baturraden.
Jalan menuju hutan pinus ini beraspal dan cukup halus, tetapi pengendara harus ekstra hati-hati karena kondisi jalan berkelok tajam dan di beberapa titik menanjak curam. Dari Kota Purwokerto, hutan ini berjarak sekitar 20 kilometer arah utara dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.
Kawasan hutan pinus ini masuk dalam hutan produksi Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur dan menjadi lokasi persemaian bibit pinus. Pohon pinus yang ditanam sekitar tahun 1950-an itu tingginya lebih dari 20 meter. Kanopi daunnya cukup rapat memayungi siapa pun yang ada di bawahnya dari terik matahari.
Berjalan menyusuri jalan setapak dan tanah berundak di kawasan seluas 10 hektar yang dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ardi Rahayu Desa Limpakuwus itu cukup membuat tubuh berkeringat, tetapi titik keringat akan segera lesap oleh sapuan angin yang bertiup di sela-sela pepohonan.
Dengan membayar tiket masuk Rp 10.000 per orang, para pengunjung dapat menyelami suasana hutan nan hening, juga kadang ditingkahi kicauan burung dari kejauhan. Hamparan tanah ditumbuhi ribuan bunga liar berwarna kuning yang oleh warga sekitar disebut bunga krokot.
Harga terjangkau
Siang itu tampak sepasang kekasih sedang melakukan foto prapernikahan. Dengan gaun putih nan anggun, calon mempelai perempuan berpose mesra kepada pasangannya di hadapan tim fotografer. ”Tempatnya menarik dan bagus buat prewedding. Harganya juga terjangkau,” tutur Veni didampingi kekasihnya, Adrian.
Jika ingin istirahat melepas lelah, pengelola menyiapkan kursi-kursi taman dan gazebo di sekitar hutan untuk pengunjung agar menikmati pemandangan hamparan peternakan sapi di sebelah selatan dan panorama Kota Purwokerto serta Purbalingga.
Tempatnya menarik dan bagus buat prewedding. Harganya juga terjangkau.
Pengelola juga menyewakan hammock dan ayunan gantung untuk berfoto serta arena mainan ATV bagi pengunjung yang ingin memacu adrenalin.
Ketua Kelompok Kerja Wisata LMDH Ardi Rahayu Eko Purnomo mengatakan, wisata hutan pinus ini dibuka sejak Mei 2018 dan menawarkan keindahan alam yang asri serta menjadi salah satu pilihan wisata keluarga yang berkunjung ke Baturraden.
”Jumlah pengunjung per bulan rata-rata 6.000 sampai 8.000 orang. Khusus untuk weekend jumlahnya sekitar 800 sampai 1.000 orang,” kata Eko.
Menurut Eko, warga desa berinisiatif membuka wisata hutan pinus ini sebagai upaya untuk mendorong kesejahteraan warganya. Desa ini menjadi salah satu desa miskin di Jawa Tengah. ”Jumlah penduduk desa sekitar 5.000 jiwa dan sebagian besar adalah buruh. Kami ingin mengangkat desa ini jadi lebih baik,” katanya.
Jumlah penduduk desa sekitar 5.000 jiwa dan sebagian besar adalah buruh. Kami ingin mengangkat desa ini jadi lebih baik.
Junior Manager Bisnis Perum Perhutani KPH Banyumas Timur Sugito menyampaikan, Perhutani berupaya mewujudkan misi melestarikan lingkungan dan ekosistem kawasan tangkapan air, memberdayakan masyarakat sekitar demi peningkatan kesejahteraan, serta mendapatkan profit dari kawasan yang dikelola.
Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan LMDH untuk pengelolaan jasa lingkungan wisata. ”Kami berharap hutan tetap terjaga dan juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar,” kata Sugito.
Di bawah naungan KPH Banyumas Timur, mulai dari kawasan Gunung Selok di Cilacap hingga Kawah Sikidang di Dieng, ada 31 lokasi yang dikelola secara kerja sama dengan masyarakat. Omzet per tahun mencapai Rp 5 miliar.
Adapun pemasukan bagi Perhutani pada 2016 mencapai Rp 1,1 miliar, pada 2017 mencapai Rp 1,7 miliar, dan 2018 mencapai Rp 1,8 miliar. ”Pada 2019 ini ditargetkan Rp 2,4 miliar,” kata Sugito.
Kehadiran wisata hutan pinus Limpakuwus di kawasan Baturraden menjadi destinasi wisata alternatif bagi keluarga pada akhir pekan. Selamat berlibur....