Hingga Kamis (25/4/2019), empat dari enam korban yang hanyut terseret arus di Sungai Kali Jasa, Desa Beluk, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, ditemukan meninggal. Dua korban lainnya masih dicari.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Hingga Kamis (25/4/2019), empat dari enam korban yang hanyut terseret arus di Sungai Kali Jasa, Desa Beluk, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, ditemukan meninggal. Dua korban lainnya masih dicari.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Jawa Tengah Aris Sofingi mengatakan, dalam operasi SAR pada Kamis, tim gabungan menemukan dua korban dalam keadaan meninggal. Keduanya adalah Diki (11) yang ditemukan pukul 03.00 dan Fatir (12) yang ditemukan pukul 08.00.
”Sebelumnya, korban atas nama Iis (11) dan Tarno (55) ditemukan sejak Rabu petang. Iis ditemukan pukul 16.30 dan Tarno ditemukan pukul 17.15. Kini, jenazah Iis dan Tarno sudah diserahkan kepada pihak keluarga,” ujar Aris.
Adapun dua korban lain, Tendi (11) dan Rahma (11), masih dalam pencarian. Pencarian pada Kamis dihentikan pukul 15.30 karena hujan deras kembali turun.
”Menurut rencana, operasi SAR akan dilakukan hingga dua hari ke depan. Untuk mengefektifkan pencarian, cakupan wilayah pencarian dipersempit, dari semula empat titik menjadi dua titik. Dua titik tersebut adalah tempat di mana para korban lain ditemukan,” tutur Aris.
Selain enam korban yang terseret arus, dalam peristiwa itu terdapat dua orang yang bisa menyelamatkan diri, yakni Fajar (7) dan Waeni (10). Kedua korban menderita luka ringan di bagian wajah.
Secara terpisah, Camat Belik Heru W Sembodo menyebutkan, selama ini, warga Desa Beluk memang memiliki kebiasaan mandi di sungai. Saat para korban tengah mandi, tiba-tiba air deras datang dari bagian hulu sungai di Belik bagian selatan. Mereka tak sempat menyelamatkan diri sehingga terseret arus.
”Saat itu, anak-anak yang sedang mandi tidak menyadari bahwa di Belik bagian selatan sedang turun hujan deras sebab di Belik bagian utara (di tempat kejadian) cuacanya cerah,” ujar Heru.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pemalang Wismo, peristiwa ini merupakan yang pertama kali terjadi di sungai tersebut. Sejak awal 2019 hingga April 2019, BPBD Kabupaten Pemalang mencatat, belum pernah ada kejadian serupa di Pemalang.