JAYAPURA, KOMPAS Kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya kembali meneror pembangunan jalan Trans-Papua. Mereka menyerang dua anggota TNI Angkatan Darat di Distrik Nirkuri, Kabupaten Nduga, Rabu (24/4/2019) pukul 10.45 WIT.
Dua korban yang tertembak, yakni Prajurit Dua M Hoirul Zahman Zahri dan Sersan Dua Dedi, saat itu sedang mendistribusikan bahan makanan dari helikopter. Hoirul tertembak pada betis bagian kiri, sedangkan Dedi pada bagian punggung. Kedua korban dievakuasi menggunakan helikopter sekitar pukul 11.00 WIT dan tiba di Bandara Moses Kilangin Timika pada pukul 11.40 WIT.
Keduanya langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Mimika untuk dirawat. Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi yang dihubungi dari Jayapura membenarkan insiden penembakan itu. ”Para pelaku menyerang kedua anggota kami dari jarak 100 meter. Mereka langsung melarikan diri ke hutan setelah melakukan aksinya,” ungkap Aidi.
Ia menambahkan, kondisi keduanya membaik. ”Kedua korban merupakan bagian dari 600 personel TNI yang terlibat dalam pembangunan 30 jembatan yang menghubungkan jalan Trans-Papua dari Wamena ke Mamugu,” ucap Aidi.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua Osman Marbun mengatakan, penyerangan oleh kelompok kriminal bersenjata pada 2 Desember 2018 membuat BUMN PT Brantas Abipraya dan PT Istaka Karya yang menangani proyek tersebut tidak berani melanjutkan pekerjaan itu. Kedua BUMN ini baru menuntaskan pembangunan 5 dari total 35 jembatan di sana.
Seperti diberitakan, kelompok Egianus Kogoya menyerang 28 pekerja Istaka Karya di Bukit Kabo, Distrik Yigi, Nduga. Sebanyak 17 orang meninggal, 7 orang selamat, dan 4 orang belum ditemukan tim gabungan TNI dan Polri hingga saat ini.
”Pihak TNI yang mengerjakan proyek ini agar tuntas secepatnya. Ruas Wamena-Mamugu sangat efektif membuka keterisolasian di wilayah pegunungan tengah Papua yang menghubungkan tiga kabupaten, yakni Jayawijaya, Nduga, dan Asmat,” kata Osman.
Adapun kelompok kriminal bersenjata tercatat terlibat dalam 35 kasus penembakan pada 2018 hingga 24 April 2019. Serangan itu menewaskan 23 warga sipil dan 13 anggota TNI/Polri. Selain itu, 7 warga sipil dan 14 aparat keamanan terluka.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura menyatakan, pihaknya akan bersinergi dengan TNI untuk pengamanan pembangunan 30 jembatan yang tersisa. Caranya dengan meningkatkan patroli keamanan di sekitar wilayah yang rawan serangan kelompok Egianus. (FLO)