Komisi Pemilihan Umum Solo, Jawa Tengah mengadakan shalat ghaib untuk mendoakan para Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, Panitia Pemungutan Suara, Panitia Pemilihan Kecamatan serta petugas ketertiban dan pengamanan tempat pemungutan suara yang meninggal dunia. Mereka dinilai telah berkontribusi besar dalam terselenggaranya pemilu 2019 yang jujur dan adil.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS – Komisi Pemilihan Umum Solo, Jawa Tengah mengadakan shalat ghaib untuk mendoakan para Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, Panitia Pemungutan Suara, Panitia Pemilihan Kecamatan serta petugas ketertiban dan pengamanan tempat pemungutan suara yang meninggal dunia. Mereka dinilai telah berkontribusi besar dalam terselenggaranya pemilu 2019 yang jujur dan adil.
“Ini sesuai dengan arahan KPU RI melalui KPU Provinsi Jawa Tengah untuk mendoakan teman-teman petugas KPPS, PPS, PPK, dan petugas ketertiban dan pengamanan TPS yang wafat pada saat melaksanakan tugas pada hari pemungutan dan penghitungan suara atau setelah itu,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo Nurul Sutarti di Solo, Jawa Tengah, Jumat (26/4/2019).
Shalat ghaib diadakan di aula gedung Sekretariat KPU Solo diikuti anggota serta para staf pegawai KPU Solo. Anggota KPU Solo Kajad Pamuji Joko Waskito menjadi imam shalat tersebut.
Kajad mengatakan, ada 255 petugas penyelenggara pemilu dan petugas ketertiban TPS yang meninggal dunia di berbagai daerah, baik saat proses pemungutan dan penghitungan suara maupun setelahnya, termasuk diantaranya dua petugas ketertiban TPS di Solo, yaitu Suratin (54) petugas ketertiban TPS 147 Kelurahan Kadipiro dan Pamuji Ruswandi (46) petugas ketertiban TPS 070 Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari.
Menurut Kajad, para petugas penyelenggara pemilu yang meninggal di berbagai daerah itu telah berkontribusi besar dalam pelaksanaan proses demokrasi secara jujur dan adil di Tanah Air. “Semoga kebaikan mereka yang telah mengorbankan waktu dan tenaga untuk terselenggaranya proses demokrasi ini menjadikan contoh baik bagi semua warga negara Indonesia,” katanya.
Nurul mengatakan, saat ini ada lima orang anggota KPPS dan petugas ketertiban TPS di Solo sedang dirawat di empat rumah sakit. Pihaknya mengimbau petugas seluruh PPS dan PPK yang masih melaksanakan proses rekapitulasi menjaga kesehatan masing-masing dan tidak memaksakan diri bila kondisi kesehatan mulai turun.
Semoga kebaikan mereka yang telah mengorbankan waktu dan tenaga untuk terselenggaranya proses demokrasi ini menjadikan contoh baik bagi semua warga negara Indonesia
Nurul mengatakan, di tempat rekapitulasi suara di setiap kecamatan, Dinas Kesehatan Solo telah menugaskan dokter Puskesmas setempat untuk berjaga dan memberikan pelayanan kesehatan bagi petugas PPS, PPK maupun petugas pengamanan TPS. Ini untuk memastikan mereka dalam kondisi sehat.
“Setiap hari sekarang sudah ada dokter yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelenggara pemilu serta para saksi di tempat rekapitulasi suara,” katanya.