Banjir Langganan Rendam Satu Sekolah dan Akses Jalan di Kalteng
Banjir melanda Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah karena intensitas hujan yang tinggi. Banjir merendam beberapa ruas jalan dan menggangu transportasi. Banjir dengan ketinggian maksimal 40-60 sentimeter juga merendam satu sekolah di Kurun.
Oleh
DIONISIUS REYNALDDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Banjir masih melanda Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, hingga Minggu (28/4/2019). Dipicu intensitas hujan yang tinggi, banjir setinggi 40-60 sentimeter itu merendam beberapa ruas jalan dan menggangu transportasi warga.
Muhammad Rusdi (30), warga Tewah, Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng mengungkapkan, banjir sudah terjadi sejak Jumat (26/4/2019) malam. “Hujan turun siang-malam sehingga sungai-sungai kecil meluap. Gorong-gorong juga tidak mampu menampung air,” kata Rusdi, saat dihubungi dari Palangkaraya, Minggu.
Gunung Mas adalah salah daerah di Kalteng dengan potensi hasil tambang emas tinggi. Kondisi itu membuat banyak petambang rakyat beroperasi demi mendapatkannya. Ironisnya, aktivitas itu rentan menurunkan kualitas daya dukung lingkungan di sekitarnya sehingga berpotensi memicu banjir setiap musim hujan.
Rusdi menjelaskan, banjir selalu terjadi setiap tahun. “Orang di sini sudah biasa kalau soal banjir. Setiap tahun pasti ada banjir. Ini baru sekitar sebulan lalu banjir, sekarang sudah banjir lagi,” kata Rusdi.
Pada Sabtu (27/4), Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mendatangi wilayah terendam banjir di Tewah. Saat kunjungan tersebut banjir meluas hingga ke jalan-jalan dan merendam satu SMA Negeri I Tewah. Dia mengatakan, ketinggian banjir yang merendam sekolah sekitar 50 sentimeter.
“Banjir menggenangi jalan tapi tidak sampai masuk ke ruang kelas, semoga besok sudah surut airnya,” katanya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Palangkaraya Renianata mengatakan, hujan intensitas tinggi masih akan terjadi dalam dua hari ke depan di seluruh wilayah Kalteng. Hujan lebat akan disertai dengan angin dan petir atau kilat.
“Angin kencang akan menimbulkan atau menambah tinggi gelombang di wilayah pesisir dan perairan selatan Kalteng,” ungkap Renianata.
Renianata menambahkan, curah hujan yang sedang hingga tinggi disebabkan adanya awan cumulonimbus atau awan gelap yang melingkupi 14 kabupaten/kota di Kalteng. “Prediksi atau prakiraan cuaca ini sudah disebar melalui situs kami dan beberapa instansi terkait untuk mewaspadainya,” tambahnya.