Seni dan budaya bisa jadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Pengembangan serta penguatan seni budaya sangat diperlukan untuk meneguhkan kebinekaan, toleransi, dan gotong royong sebagai jati diri bangsa.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS – Seni dan budaya bisa jadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Pengembangan serta penguatan seni budaya sangat diperlukan untuk meneguhkan kebinekaan, toleransi, dan gotong royong sebagai jati diri bangsa.
Demikian mengemuka dalam Sosialisasi Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan Apresiasi Masyarakat terhadap Perkembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Senin (29/4/2019).
”Pemerintah daerah berkewajiban melestarikan kesenian dan kebudayaan untuk memperkokoh jati diri bangsa serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI,” kata Kepala Subdit Ketahanan Seni dan Budaya pada Direktorat Ketahanan Ekonomi, Sosial dan Budaya Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Elly Yuniarti.
Menurut Elly, diperlukan pemahaman nyata untuk tetap melestarikan seni dan budaya di tengah derasnya arus budaya asing. Setiap daerah wajib memiliki data akurat potensi seni serta budaya agar bisa dipertahankan dan dikembangkan.
”Namun, pengembangan kebudayaan itu harus berorientasi pada sikap menghormati keberagaman dan kemampuan mengelola perbedaan. Pengembangan kebudayaan harus diarahkan untuk meredam ekspresi intoleransi dalam bentuk permusuhan, diskriminasi, dan tindak kekerasan terhadap pihak lain,” ujarnya.
Pengembangan kebudayaan juga harus menumbuhkan sikap individu dan kelompok masyarakat untuk bersedia hidup bersama dalam komunitas heterogen. Semua harus mengedepankan nilai-nilai utama, yaitu toleran, terbuka, inklusif, bersih, disiplin, produktif, dan inovatif.
”Pembangunan kebudayaan tetap memberi ruang cukup bagi tumbuhnya nilai-nilai lokal, pengakuan atas keunikan lokalitas, dan keragaman budaya daerah. Namun, afiliasi budaya lokal seperti sentimen primordial dan penguatan identitas kedaerahan harus dapat dinetralisasi dengan penguatan wawasan kebangsaan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika,” tuturnya.
Nilai positif
Sementara itu, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam sambutan tertulis yang disampaikan Asisten Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel Heriansyah mengatakan, budaya dan kesenian daerah banyak mengandung nilai positif yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
”Nilai-nilai itu harus diresapi agar tumbuh kecintaan terhadap kesenian dan kebudayaan daerah. Kecintaan terhadap seni dan budaya harus ditanamkan sejak dini,” ujarnya.
Budaya dan kesenian daerah banyak mengandung nilai positif yang berguna untuk kehidupan pribadi, masyarakat, serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Sahbirin, generasi muda harus maju dan berkembang tanpa melupakan nilai-nilai budaya bangsa. Derasnya arus informasi mesti diimbangi dengan kemampuan menyaring budaya luar.
”Saya minta kegiatan seni dan budaya harus menjadi kegiatan rutin dan berkelanjutan agar hasil dan tujuan yang ingin dicapai bersama bisa lebih optimal. Eksistensi budaya daerah harus tetap dijaga di tengah arus globalisasi,” katanya.
Menurut Kepala Badan Kesbangpol Kalsel Adi Santoso, kegiatan sosialisasi kali ini bagian dari upaya mengintensifkan ketahanan seni dan budaya setempat. Ketahanan seni dan budaya yang kokoh menunjukkan jati diri bangsa. Hal itu tentu saja mendukung Indonesia yang lebih maju dan berbudaya.
”Paling tidak, kami bisa membuat rekomendasi bagaimana ketahanan budaya asli Kalimantan Selatan bisa bertahan di bawah terpaan pengaruh budaya luar yang tak sesuai dengan kultur dan budaya Indonesia. Regulasinya sudah ada, tinggal optimalisasi pelaksanaan di lapangan,” ucapnya.