Dalam 24 hari tanggul sungai Kali Plalangan, di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur jebol dua kali. Akibatnya tambak udang dan ikan milik warga hanyut terbawa arus.
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
LAMONGAN, KOMPAS — Dalam 24 hari tanggul Kali Plalangan di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, jebol dua kali. Akibatnya, tambak udang dan ikan milik warga hanyut terbawa arus.
Tanggul yang berbatasan dengan tambak warga itu jebol pada 6 April lalu dan ditangani darurat. Namun, pada Selasa (30/4/2019) sekitar pukul 00.30, tanggul jebol lagi sepanjang 12 meter.
Nilai kerugian ditaksir ratusan juta rupiah karena udang dan ikan hanyut terbawa arus air. Kepala Desa Balun Kusyairi menjelaskan, jebolnya tanggul dipicu tingginya debit air Kali Plalangan karena limpahan dari hulu dan curah hujan tinggi sejak Minggu (28/4/2019).
”Ketika jebol 6 April lalu, tanggul sudah diperbaiki meski belum sempurna dan belum permanen. Jebolnya tanggul dipicu ada penyempitan sungai. Tanggul jebol karena tak kuat menahan volume air sungai,” katanya. Warga bergotong royong menutup tanggul yang jebol diperkuat dengan terpal, batang bambu, dan anyaman bambu.
Dampak jebolnya tanggul, sekitar 50 hektar tambak kembali terendam. Ikan petambak pun banyak yang lepas karena warga belum sempat memasang waring (jaring yang dipasang mengelilingi tambak untuk mencegah ikan keluar).
Warga kembali fokus menutup tanggul dengan terpal, bongkotan (batang bambu) sebagai tiang pancang, dan sesek (anyaman bambu) sebagai penahan. Sementara terpal dipasang di antara tiang pancang dan sesek digunakan tempat menaruh tumpukan sak karung plastik berisi tanah. ”Perbaikan belum bisa sempurna dan permanen karena akses jalan belum bisa dilalui backhoe,” kata Kusyairi.
Perbaikan belum bisa sempurna dan permanen karena akses jalan belum bisa dilalui backhoe.
Tanggul selebar 3 meter itu jebol sepanjang 12 meter sama seperti pada 6 April lalu dengan titik jebolan sama karena berada pada belokan atau tikungan arus air. Selain menghanyutkan ikan dan udang, tiga mesin pompa air milik petambak turut hanyut terbawa arus air.
Tanggul yang jebol itu berbatasan langsung dengan tambak Sutikno (52). Ia memiliki tambak berukuran 60 meter x 230 meter. Ia mengisi tambaknya dengan 12 rean (60.000 ekor) udang vaname, 2.500 bandeng, 2.500 mujair, 2.500 bader, dan 1.250 tombro. Penghasilan bersih yang hilang sekitar Rp 27 juta.
Ia menjelaskan, khusus udang saja dari 60.000 ekor sedikitnya bisa panen separuh. Hasilnya sekitar 2,5 kuintal hingga 3 kuintal. Saat ini harga vaname cek 100 (1 kg berisi 100 ekor) mencapai Rp 45.000 sampai Rp 47.000 per kg.
Prasisno (57), petambak, tidak mengira rezeki yang sudah di depan mata pun lenyap. Satu diesel pompa air milliknya terseret sejauh 15 meter, satunya lagi belum ditemukan. Jebolnya tanggul juga merendam tambak milik Badi dan Sutarno.
Di Balun, kurun dua tahun terakhir, tiga kali ini Kali Plalangan meluap dan merusak tanggul atau jembatan. Sebelumnya, pada 29 November 2017, luapan anak sungai Kali Blawi yang masuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo itu menyebabkan jembatan cor di Dusun Ngangkrik runtuh sehingga tak bisa dilalui kendaraan bermotor.
Prasisno menganggap pemicu luapan akibat curah hujan yang tinggi serta limpahan dari hulu di Tanjung, Lamongan. Sungai tidak mampu menampung air yang melimpah. Kondisi diperparah dengan adanya pendangkalan dan konstruksi tanggul kurang padat saat sungai dinormalisasi pada 2017 lalu.