Festival Musik Bach in Bali Digelar Akhir Pekan Ini
Orkestra simfoni Bandung Philharmonic bekerja sama dengan inkubator seni dari Singapura, Project Artitude, menghadirkan festival musik klasik bertajuk “Bach in Bali” yang digelar Sabtu-Minggu (4-5/5/2019).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Orkestra simfoni Bandung Philharmonic bekerja sama dengan inkubator seni dari Singapura, Project Artitude, menghadirkan festival musik klasik Bach in Bali yang digelar Sabtu-Minggu (4-5/5/2019). Selain konser musik, festival itu juga diisi seminar dan pelatihan musik klasik.
Konser akan dilangsungkan di Padma Resort Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Konser pertama pada Sabtu bertajuk ”Tri Hita Karana” menampilkan karya komponis Johann Sebastian Bach, Ludwig van Beethoven, dan Johannes Brahms. Adapun konser kedua pada Minggu bertajuk ”Bachnalia” menghadirkan kolaborasi musik klasik dan ensambel Bali.
Ditemui di Padma Resort Legian, Rabu (1/5), Direktur Festival Bach in Bali Leslie Tan mengatakan, proyek pergelaran konser itu bertujuan mengenalkan musik klasik kepada masyarakat. Tujuan lainnya, yakni memberikan kesempatan bagi masyarakat, terutama pelajar dan generasi muda, untuk mempelajari musik klasik. Pelatihan dan lokakarya kolaborasi dengan musisi Bali digelar sebelum konser.
Produser Festival Bach in Bali, yang juga CEO Bandung Philharmonic, Airin Efferin menambahkan, proyek itu melibatkan kalangan pelajar dan musisi di Bali serta orkestra dari Bandung dan Bangkok, Thailand. Bach in Bali menghadirkan Wage String Quartet dan Gamelan Yuganada dari Bali, Reka String Quartet dari Bandung, serta Chen String Quartet dari Bangkok.
Musisi lain yang terlibat dalam Bach in Bali di antaranya Hazim Suhadi, Lionel Tan, Mervin Wong, Michael Hall, Nicole Jeong, dan Wayan Sudirana. Leslie bersama Hazim, Nicole, dan Michael juga mengisi pelatihan masterclass selain tampil pada konser hari pertama.
”Misi dari festival Bach in Bali ini adalah mempromosikan dan mengenalkan musik klasik kepada masyarakat di Bali,” kata Airin. Airin menambahkan, mereka terinspirasi gerakan El Sistema di Venezuela, yakni musik untuk perubahan sosial melalui pembelajaran musik klasik.
”Melalui kegiatan ini, kami juga mencoba memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengenali dan mempelajari musik klasik sehingga mereka memiliki kemampuan mengubah hidupnya,” ujar Airin yang turut mendirikan Bandung Philharmonic.
Lebih lanjut, Leslie mengatakan, mereka mengangkat filosofi Hindu di Bali tentang keharmonisan hidup, yakni Tri Hita Karana. Mereka menilai, filosofi itu sejalan dengan konsep seni musik klasik yang juga mengangkat keharmonisan.
Leslie menambahkan, Bali menjadi tempat yang tepat untuk mengenalkan musik klasik kepada masyarakat luas karena Bali didatangi banyak orang dari sejumlah negara.