Sebanyak 132 stan usaha mikro, kecil, dan menengah didirikan pada acara Kalteng Quality Expo 2019. Kegiatan tahunan itu menjadi ruang pengembangan dan peningkatan produksi pengusaha kecil dan menengah juga pariwisata.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Sebanyak 132 stan usaha mikro, kecil, dan menengah didirikan pada acara Kalteng Quality Expo 2019. Kegiatan tahunan itu menjadi ruang pengembangan dan peningkatan produksi pengusaha kecil dan menengah juga pariwisata.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri di Palangkaraya, Rabu (1/5/2019). Acara itu dilaksanakan sejak Senin (29/4/2019) sampai Jumat (3/5/2019).
”Acara ini rutin diadakan setiap tahun dan stan selalu terisi penuh. Ini kesempatan bagi pengusaha kecil dan menengah untuk menampilkan usahanya, ruang itu kami berikan seleluasanya,” kata Fahrizal.
Fahrizal menjelaskan, peserta kegiatan ini diikuti perwakilan dari 14 kabupaten/kota, 34 organisasi perangkat daerah (OPD) Kalteng, dan sembilan instansi vertikal di Kalteng. Rinciannya, 91 stan indoor dan 41 stand outdoor.
”Ini merupakan rangkaian acara HUT Ke-62 Provinsi Kalteng. Acara ini sudah diadakan setiap tahun, puncaknya nanti Festival Isen Mulang,” ungkap Fahrizal.
Dari pantauan Kompas, sebagian besar UMKM memamerkan hasil kerajinan tangan atau handicraft, beberapa merupakan produk hasil hutan, seperti rotan, karet, dan produk kayu lain yang menjadi furnitur. Produk kriya rotan mendominasi stan di Kalteng Quality Expo 2019 kali ini. Sedikitnya ada 11 stan yang memamerkan hasil rotan.
Pengusaha raih untung
Rumiat (47), salah satu pengrajin rotan asal Kota Palangkaraya, mengaku sudah menjual 20 produknya dalam waktu dua hari. Dari 20 produknya, ia sudah mendapatkan keuntungan Rp 1,3 juta.
”Setiap tahun saya selalu ikut, biasanya produk saya terjual dua kali lipat dari biasanya,” kata Rumiat.
Setiap tahun saya selalu ikut, biasanya produk saya terjual dua kali lipat dari biasanya.
Selama ini, kata Rumiat, dirinya menjual produknya secara daring atau menunggu ada acara festival dan ekspo seperti ini. Menurut dia, melalui acara seperti ini produknya menjadi lebih dikenal.
”Beberapa kali ada wisatawan yang datang beli, sampai sekarang masih suka memesan. Hanya kalau pesan banyak, suka kewalahan karena yang bantu saya kerja hanya dua orang,” ungkap Rumiat.
Produk unggulan Rumiat adalah tas lanjung atau tas punggung rotan khas Dayak. Dalam dua hari tas seperti itu, baik yang besar maupun yang kecil, sudah laku terjual 11 buah.
”Kalau orang dari luar Kalimantan atau dari luar negeri lebih senang yang original, asli Kalteng. Kalau yang dari Kalimantan justru cari yang sudah dimodif, tetapi harganya lebih mahal,” ungkap Rumiat.