MAKASSAR, KOMPAS—Penculik enam bocah perempuan di Kendari, Sulawesi Tenggara, AP (25), yang ditangkap petugas gabungan TNI-Polri dibawa dan diperiksa ke Detasemen Polisi Militer Kodam XIV/Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (1/5/2019). Hingga kini belum diketahui motif AP, yang dipecat dari kedinasan militer pada akhir April 2019.
Penangkapan AP didahului pengintaian dan pengejaran petugas dan warga di sekitar hutan di pinggiran Kota Kendari. Saat ditangkap, ia bersembunyi di kolong rumah panggung warga dan nyaris dihakimi massa. Bekas prajurit Batalyon Infanteri 725 Woroagi/Kendari itu tersangka penculikan disertai pencabulan terhadap enam bocah perempuan berumur 10-12 tahun.
Dihubungi dari Makassar, Kepala Polres Kendari Ajun Komisaris Besar Jemi Junaedi mengatakan, berkas laporan dan pelaku dilimpahkan ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) Kendari. ”Berkas sudah kami limpahkan ke Denpom. Dari enam korban penculikan, lima di antaranya melapor ke polres. Namun, seluruh tindak lanjut laporan juga dilimpahkan ke Denpom,” katanya.
Penanganan kasus di Denpom karena sebelum kasus muncul, AP indisipliner (desersi) dari kesatuannya sejak setahun terakhir. ”Saat melakukan kejahatan belum memperoleh kekuatan hukum tetap,” kata Kepala Penerangan Kodam XIV/Hasanuddin Kolonel (Inf) Maskun Nafik.
Kasus penculikan anak di Kendari ramai di antara warga dua hari lalu. Para korban diculik dari beberapa lokasi berbeda. Sebagian anak dilaporkan mengalami kekerasan seksual.
Modus dan motif
Modus pelaku adalah mengintai calon korban dan mengaku sebagai teman orangtua korban. Ada korban yang diculik saat hendak menuju warung. Korban mengikuti ajakan pelaku karena hendak diantar ke rumah sekaligus bertemu orangtua korban. Sebagian diculik saat pulang sekolah dan dibawa ke wilayah hutan Kendari. Polisi bergerak cepat seiring laporan korban yang hampir bersamaan.
Polisi meminta bantuan TNI karena status pelaku. Gabungan petugas memburu pelaku yang berpindah-pindah tempat persembunyian. Pada Rabu siang pelaku diterbangkan ke Makassar. ”Pemeriksaan masih berjalan. Nanti diinformasikan kalau sudah ada hasil,” kata Maskun terkait motif pelaku. (REN)