MEDAN, KOMPAS - Universitas Sumatera Utara memprioritaskan siswa-siswi tamatan Sumatera Utara untuk diterima dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2019. Setiap peserta tamatan SMA sederajat dari sekolah di Sumatera Utara akan diberikan poin tambahan.
“Ini demi keadilan yang substansial. Kalau hanya menggunakan nilai ujian tulis, USU ini hanya diisi tamatan sekolah favorit dari berbagai kota besar di Indonesia. Siswa dari daerah seperti Nias, Samosir, atau Pakpak Bharat bisa tidak punya akses untuk belajar di kampus ini,” kata Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Runtung Sitepu, di Medan, Kamis (2/5/2019).
Runtung mengatakan, mereka masih merancang sistem penilaian untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Salah satu tahapan seleksi yang harus dilakukan adalah ujian tulis berbasis komputer (UTBK) yang diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Hasil dari UTBK tersebut nantinya akan menjadi salah satu penilaian dalam proses seleksi.
Runtung mengatakan, Kemristek dan Dikti menyelenggarakan UTBK di USU dalam dua gelombang. Gelombang pertama sedang berjalan yakni pada 13 April sampai 4 Mei 2019 yang diikuti oleh 26.186 peserta. Gelombang kedua akan dilaksanakan pada 11 – 26 Mei yang diikuti 28.174 peserta.
Pada tahap UTBK, kata Runtung, mahasiswa belum menentukan pilihan kampus dan program studi yang hendak dilamar. Peserta baru mendaftarkan pilihannya pada tahap selanjutnya setelah pengumuman hasil UTBK.
Runtung mengatakan, Kemristek dan Dikti memperbolehkan jika kampus hanya menggunakan hasil UTBK untuk seleksi. “Namun, mereka juga memberi peluang bagi kampus untuk membuat tahapan atau sistem seleksi tambahan,” kata Runtung.
Dengan rentang nilai UTBK 0-800, kata Runtung, kemungkinan USU akan memberikan nilai tambahan bagi putra-putri daerah sebesar 100 poin.
Runtung mengatakan, SBMPTN hanya satu dari tiga jalur masuk ke USU. SBMPTN mendapat kuota 40 persen dari daya tampung. Jalur seleksi lainnya adalah Seleksi Mahasiswa Mandiri dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri dengan kuota masing-masing 30 persen. Total mahasiswa yang diterima pada tahun ini sekitar 7.500 orang.
Favorit
Runtung mengatakan, perbaikan-perbaikan yang dilakukan USU selama tiga tahun terakhir membuat kampus itu semakin favorit. Mahasiswa dari berbagai daerah pun banyak yang melamar ke USU.
Berbagai perbaikan yang dilakukan USU antara lain, peningkatan anggaran untuk penelitian, pemberian insentif publikasi ilmiah kepada dosen, dan peningkatan kesejahteraan dosen. “Kami juga membiayai perlombaan inovasi yang diikuti mahasiswa di dalam maupun luar negeri,” kata Runtung.
Runtung mengatakan, berdasarkan hasil penilaian Kemristek dan Dikti, saat ini USU memang masih berada pada peringkat 15 kampus negeri terbaik di Indonesia. USU pun masih berada di klaster dua. “Namun, hal ini tidak menyedihkan karena pada tahun 2016 USU bahkan berada pada peringkat 38. Kami melakukan banyak perbaikan dalam beberapa tahun ini,” katanya.
Ketua Dewan Guru Besar USU Gontar Alamsyah Siregar mengatakan, sebagai perguruan tinggi, USU tidak bisa menjadi menara gading, tetapi harus memberikan sumbangsih pemikiran bagi pembangunan Sumatera Utara. Karena itu, mereka berencana menerbitkan buku sebagai masukan untuk pembangunan Sumatera Utara.
Kepala Humas, Promosi, dan Protokoler USU Elvi Sumanti mengatakan, program studi yang terakreditasi A di USU meningkat dari 16 menjadi 66 program studi. Publikasi ilmiah yang terindeks scopus secara kumulatif meningkat dari 350 menjadi 2.872 publikasi. “Dari segi inovasi, saat ini USU sudah mempunyai 47 sertifikat hak paten dan 96 sertifikat hak cipta,” kata Elvi.