Warga di tiga kecamatan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, masih belum menikmati listrik pascabanjir dan longsor di wilayah itu akhir pekan lalu. Percepatan pemulihan terus dilakukan.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
SIGI, KOMPAS - Warga di tiga kecamatan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, masih belum menikmati listrik pascabanjir dan longsor di wilayah itu akhir pekan lalu. Percepatan pemulihan terus dilakukan.
Tiga kecamatan yang alami pemadaman total itu adalah Kulawi, Kulawi Selatan dan Lindu. Tiang dan jaringan listrik rusak akibat banjir dan longsor di sejumlah titik jalan yang menghubungkan Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, dengan tiga daerah tersebut pada Minggu (28/4/2019). Bahkan, sejumlah tiang listrik turut terbawa banjir.
Pengguna jasa listrik PLN di tiga kecamatan berjarak rata-rata 80 kilometer dari Palu tersebut sebanyak 4.506 pelanggan. Titik banjir dan longsor tersebar di Desa Tuva dan Omu, Kecamatan Gumbasa serta Salua dan Sadaunta di Kecamatan Kulawi.
Manajer PT Perusahaan Listrik Negara Area Palu Abas Saleh menyatakan saat ini petugas sedang membangun kembali tiang dan jaringan kabel di jalur baru. Setidaknya dibutuhkan 40 tiang baru dan juga kabel baru sepanjang 6 kilometer. "Dari jumlah itu, sudah lebih dari setengahnya dibangun. Kami percepat pembangunan, tetapi itu juga tergantung pada akses di lapangan," katanya di Sigi, Minggu (5/5/2019).
Akses ke ketiga kecamatan tersebut saat ini belum sepenuhnya lancar. Hanya kendaraan roda dua yang bisa dengan lancar melintas, itu punn dengan sistem buka dan tutup di titik-titik banjir dan longsor.
Dari jumlah itu, sudah lebih dari setengahnya dibangun. Kami percepat pembangunan, tetapi itu juga tergantung pada akses di lapangan
Di jalur baru
Abas menyampaikan tiang-tiang dibangun di jalur baru yang lebih aman untuk menghindari banjir dan longsor di kemudian hari. Hal itu membuat pekerjaan pemulihan sedikit membutuhkan waktu. Ia tak berani menyebutkan kapan pembangunan jaringan itu bisa rampung dilakukan.
Kepala Desa Tangkolowi, Kecamatan Kulawi, Christison berharap pengerjaan perbaikan jaringan listrik dikebut. Di desa itu banyak warga tak memiliki mesin generator set sehingga seminggu terakhir hanya menggunakan lampu minyak tanah.