KULON PROGO, KOMPAS —Bandara Internasional Yogyakarta diharapkan mampu mengatasi tingginya permintaan penerbangan dari dan menuju DI Yogyakarta pada masa libur Lebaran 2019. Selama ini, penerbangan di DIY terbatas karena hanya diampu Bandara Internasional Adisutjipto.
”Dengan adanya bandara ini, slot penerbangan akan banyak. Ini membantu pergerakan dari Jakarta ke Jawa Tengah bagian selatan,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sabtu (4/5/2019), seusai mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla meninjau Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Bandara Internasional Yogyakarta direncanakan mulai beroperasi secara minimum, 6 Mei 2019. Adapun maskapai yang bakal pertama kali melayani penerbangan di bandara baru itu adalah Citilink dengan rute dari dan ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Operasionalisasi bandara masih bersifat minimum karena pembangunan bandara secara keseluruhan masih sekitar 50 persen. Target pembangunan selesai dan bisa beroperasi penuh pada Desember 2019.
Saat ini, landas pacu sepanjang 3.200 meter dengan lebar 75 meter telah rampung dibangun. Landas pacu itu bisa didarati pesawat berbadan besar, seperti Boeing 777-300 dan Airbus A380.
Terminal bandara yang sudah terbangun sekitar 12.900 meter persegi dari total 210.000 meter persegi. Terminal itu sudah mencukupi untuk operasionalisasi minimum. Luasnya juga melebihi terminal Bandara Adisutjipto yang hanya sekitar 6.000 hektar.
Saat meninjau Bandara Internasional Yogyakarta, Wapres Kalla terkesan dengan pembangunan bandara baru itu. ”Prosesnya luar biasa dan segalanya. Baru selesai dibangun 50 persen saja sudah seperti ini. Bagaimana jika sudah 100 persen,” kata Wapres Kalla.
Wapres meninjau setelah mendarat di bandara itu dengan Pesawat Khusus Kepresidenan BAe-RJ85, pukul 08.15. Saat turun dari pesawat, ia disambut Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo.
Wapres berharap keberadaan bandara baru itu mendorong pertumbuhan ekonomi di DIY dan Jawa Tengah bagian selatan. Ia juga berpesan agar fasilitas penunjang dikerjakan dengan baik sehingga membuat penumpang semakin nyaman.
Selain Citilink, dua maskapai lain, yakni Lion Air dan Batik Air, sudah mengajukan slot penerbangan ke bandara baru itu. Corporate Communication Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro, secara terpisah, mengatakan, Lion Air Group terus berkoordinasi dengan berbagai pihak sebelum membuka rute baru itu. Analisis pasar dan kapasitas angkut juga terus dilakukan.
Sementara itu, untuk penerbangan internasional, Budi memastikan belum beroperasi di bandara baru itu dalam waktu dekat. Maskapai penerbangan internasional perlu waktu dua bulan untuk mengurus rute ke bandara itu. (NCA)