BANDUNG, KOMPAS—Tak hanya aspek kelancaran lalu lintas, aspek keselamatan dalam mudik Lebaran menjadi perhatian pemerintah. Tujuannya, untuk meminimalkan korban jiwa. Hal itu menjadi fokus Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pelayanan arus mudik 2019. Provinsi ini menjadi pelintasan pemudik menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dalam rapat di Gedung Sate, Kota Bandung, yang dipimpin Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Senin (6/5/2019), keberadaan tempat peristirahatan (rest area) di jalan tol menjadi perhatian. Diasumsikan ada peningkatan volume kendaraan 10-12 persen dari tahun lalu dan tersambungnya Tol Trans-Jawa dari Merak, Banten, hingga Probolinggo, Jatim, animo pemudik diperkirakan meningkat. Rest area menjadi penting guna mencegah kecelakaan akibat pengemudi kelelahan.
Kamil menekankan perlunya diantisipasi kemacetan lalu lintas akibat penyempitan sejumlah titik jalan akibat pembangunan infrastruktur, seperti di ruas Tol Jakarta-Cikampek yang ada pembangunan tol layang, jalur kereta cepat Jakarta- Bandung, juga jalur kereta ringan Jabodetabek.
Kamil menyinggung persiapan manajemen lalu lintas, di antaranya pelarangan truk logistik pada waktu dan jenis tertentu, penerapan sistem satu arah dan lawan arus, penghentian proyek sementara waktu, juga penerapan skema ganjil genap di jalan tol.
Kepala Dinas Perhubungan Jabar Hery Antasari mengusulkan, guna mengantisipasi kemacetan panjang di gerbang tol, jika antrean sudah sepanjang 4 kilometer agar digratiskan. Potensi kemacetan dan titik-titik antrean panjang gerbang tol akan dikaji lebih matang.
Kawasan Jabar selatan dipersiapkan sebagai alternatif jalur mudik. Rambu lalu lintas dan marka jalan yang melintasi Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Kota Banjar akan dilengkapi. Jembatan bailey seperti di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, dan kawasan Patimban, Kabupaten Subang, ditargetkan sudah diganti jembatan permanen.
Harga elpiji naik
Dari Jateng dilaporkan, permintaan bahan bakar gas di sejumlah daerah meningkat. Di Kelurahan Kudaile, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, harga elpiji 3 kilogram merangkak naik.
Seorang penjual elpiji eceran, Ratna (26), mengatakan, harga elpiji mulai naik Senin sebesar Rp 1.000 per kg. ”Biasanya Rp 17.000, kini naik menjadi Rp 18.000 per tabung,” ujar Ratna. Menjelang Lebaran, kenaikan akan lebih tinggi. Ratna memperkirakan harga elpiji Rp 23.000 per tabung.
Di Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, kata penjual elpiji, Aris (50), sudah beberapa waktu lalu harga Rp 20.000 per tabung. ”H-7 bisa tembus Rp 25.000 per tabung,” katanya.
Sales Excecutive Pertamina III Tegal Sandy Rahadian mengatakan, kenaikan harga elpiji 3 kg tak seharusnya terjadi. Pertamina telah menambah pasokan elpiji ke seluruh wilayah eks Karesidenan Pekalongan sejak 1 Mei lalu sebanyak 183.000 tabung per hari. ”Pada H-7 sampai dengan H+10, kami akan tambah 597.200 tabung per hari,” ujarnya.
Pertamina akan bekerja sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah dan Satuan Tugas Pangan Polres Kota Tegal untuk mencegah kenaikan harga elpiji. (SEM/XTI)