Partisipasi Pemilih Tinggi di Bali Harus Terus Dipertahankan
Para akademisi di Denpasar, Bali, mengapresiasi pencapaian target 80 persen angka partisipasi Pemilihan Umum 2019. Optimisme yang sebelumnya mereka bangun bersama Komisi Pemilihan Umum Bali itu terwujud.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Para akademisi di Denpasar, Bali, mengapresiasi pencapaian target 80 persen angka partisipasi Pemilihan Umum 2019. Optimisme yang sebelumnya mereka bangun bersama Komisi Pemilihan Umum Bali itu terwujud.
Berdasarkan perhitungan sementara di KPU Bali, angka partisipasi mencapai lebih dari 80 persen atau sekitar 2,6 juta orang. Sementara pemilih tetap di Bali tercatat sekitar 3,2 juta orang. Kabupaten Buleleng, Kabupaten Badung, dan Kota Denpasar penyumbang terbanyak angka partisipasi itu.
Guru Besar Kajian Budaya Universitas Udayana Dharma Putra mengatakan, media berperan dalam meningkatkan angka partisipasi ini. ”Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 01 dan 02 terus diwacanakan melalui media massa. Publik semakin mengenal siapa, bagaimana visi dan misi, serta latar belakang para pasangan calon,” kata Dharma Putra di Denpasar, Rabu (8/5/2019).
Masyarakat yang mendapatkan informasi beragam dan lengkap, lanjutnya, merasa penting untuk memilih demi masa depan bangsa lima tahun ke depan. Dalam setahun terakhir, Dharma Putra mengamati, pemberitaan politik hampir mendominasi segala bentuk media massa hingga ruang-ruang publik.
Bahkan, warga bangsa ini, di mana pun berada, tidak tabu lagi membicarakan perpolitikan. Mulai desa ke kota, pasar ke kampus, bagaikan tak ada sekat lagi siapa membicarakan apa. Ia pun tak menyangka antusiasme masyarakat Indonesia yang tengah berada di luar negeri juga tinggi. Harapannya, angka partisipasi ini terus meningkat lima tahun mendatang.
Hal serupa dikatakan Ras Amanda Gelgel, doktor ilmu politik dari Universitas Udayana. Angka partisipasi Bali memang hampir selalu lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Nusantara. Lima tahun lalu, partisipasinya memang menurun dibandingkan Pilkada 2018 sekitar 72 persen.
Selain itu, budaya masyarakat Bali menganggap pemimpin adalah guru yang perlu dipatuhi dan dituruti. KPU, lanjut Amanda, masuk sebagai guru. Hal ini didukung keterlibatan kelian (kepala) banjar, kelian adat, dan desa yang juga terus-menerus mengingatkan agar tidak lupa memilih pada pemilu serentak 17 April lalu.
Ketua KPU Bali Dewa Agung Gede Lidartawan sebelumnya optimistis partisipasi sesuai target nasional 77 persen. Kenyataannya, Bali mampu melebihinya hingga 80 persen. Gubernur Bali I Wayan Koster berterima kasih kepada masyarakat yang menggunakan hak pilihnya. Dia juga mengucapkan hal serupa kepada Kepolisian Daerah Bali yang telah menjaga keamanan selama pemilu berlangsung.