Sejumlah jalan yang dilalui kendaraan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Purwakarta, kondisi jalannya rusak dan berlumpur. Kondisi tersebut dapat membahayakan pengendara yang melintasinya. Upaya perbaikan jalan dibutuhkan untuk meminimalisir kecelakaan.
Oleh
MELATI MEWANGI
·4 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS - Sejumlah jalan yang dilalui kendaraan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Purwakarta, kondisi jalannya rusak dan berlumpur. Kondisi tersebut dapat membahayakan pengendara yang melintasinya. Upaya perbaikan jalan dibutuhkan untuk meminimalisir kecelakaan.
Berdasarkan pantauan pada Kamis (9/5/2019), ruas jalan menuju jalan Desa Cikaobandung, Jatiluhur kondisinya rusak dan masih ditemukan banyak lubang. Beberapa pengendara tampak menghindari jalan yang bergelombang itu. Di sisi kanan dan kiri badan jalan, tinggi permukaan antara aspal dan tanah tidak rata, pengendara pun memperlambat lajunya.
Menurut Ujang (40), warga Desa Cikaobandung, kondisi jalan ini kian parah sejak adanya proyek pembangunan kereta cepat. Jika hujan kondisi jalanan kian licin dan beberapa lubang yang tergenang air dapat membahayakan akses warga sekitar.
Meski demikian, ia memaklumi kondisi tersebut. Ia pun berharap, pihak yang bersangkutan turut memperhatikan warga sekitar yang terkena dampak pembangunan, khususnya perbaikan jalan. “Ada hal yang harus dikorbankan untuk setiap perubahan, tapi jangan lupa untuk memperbaiki akses jalan bagi warga sekitar,” ujarnya.
Kondisi serupa ditemui di ruas Jalan Militer, Kecamatan Darangdan, kondisi jalan bergelombang dan didominasi tanah merah. Pada beberapa titik, tanah yang basah membuat kondisi jalanan kian licin. Pengendara yang melintasi jalan tampak memperlambat lajunya, sesekali ada pengendara yang terpleset karena licinnya jalan.
Dadang (38), warga desa Darangdan, kerap melintasi Jalan Militer (Darangdan-Nanggeleng). Menurut dia, jalan itu sudah menjadi jalan alternatit tercepat untuk daerah Darangdan hingga Plered.
Ia menyampaikan, sebelum ada proyek, kondisi jalan lebih baik dari sekarang. Namun sejak proyek ini dibuka, truk-truk berukuran besar kerap melintas, sehingga berdampak membuat kondisi jalan jeblok.
Ada hal yang harus dikorbankan untuk setiap perubahan, tapi jangan lupa untuk memperbaiki akses jalan bagi warga sekitar
Sebelumnya Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pengairan (DPUBMP) Kabupaten Purwakarta telah mengirimkan surat teguran kepada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC pada tanggal 21 Maret 2019. Surat tersebut meminta agar PT KCIC memperhatikan beberapa ruas jalan yang terimbas pembangunan antara lain, ruas jalan Darangdan-Nanggeleng (Jalan Militer) dan ruas jalan Cilegong-Jatiluhur.
Kepala Bidang Perencanaan DPUBMP Kabupaten Purwakarta Lalan Suherlan mengatakan, kondisi dua ruas jalan itu masuk dalam kategori jalan kelas III atau hanya mampu menampung kendaraan dengan muatan terberat delapan ton. Akibatnya, struktur pondasi jalan tersebut tidak kuat menahan beban muatan berlebih, maka perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan pada struktur pondasinya.
Mengelupas
Berdasarkan data DPUBMP Purwakarta, di ruas jalan Darangdan -Nanggleng- (Jalan Militer), kondisi jalan yang rusak adalah sepanjang 4 kilometer. Kerusakan jalan aspal itu dari mengelupas hingga mengenai bagian struktur pondasi jalan. Sementara, di ruas jalan Cilegong- Jatiluhur, terjadi kerusakan jalan sepanjang 2,5 kilometer.
Lalan mendesak agar perbaikan jalan segera dilakukan. Terlebih menjelang Lebaran, dua ruas jalan itu kerap dilintasi para pemudik dan wisatawan. “Jadi sebelum H-7 Lebaran, perbaikan jalan harus sudah dikerjakan supaya warga masyarakat pengguna jalan tidak terganggu dan aman berkendara,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur utama PT KCIC Chandra Dwiputra mengatakan, PT KCIC telah memanggil kontraktor dan vendor yang bekerja di lokasi terkait untuk dapat merumuskan rencana kerja penanganan untuk kerusakan Jalan Militer Purwakarta.
Lebih lanjut dalam pelaksanaannya, KCIC akan sangat mendesak dalam melakukan kajian perihal subjek-subjek pengguna jalan, mengingat pada daerah terdampak, ada kawasan pertambangan.
“Kami telah menegaskan kepada kontraktor pelaksana dan supplier untuk mengatur secara saksama batas maksimal kendaraan yang beroperasi sebagaimana diprasyaratkan, sehingga kejadian berupa rusaknya jalan, tidak terulang kembali,” ucapnya.
Sampai dengan minggu pertama Bulan Mei 2019, progress pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung adalah 16,32 Persen. Progres pekerjaan itu antara lain, pekerjaan Tunnel (terowongan), Subgrade (di atas Tanah), Elevated (jembatan), Temporary Access Road (jalan akses), dan pekerjaan tanah galian, serta Batching Plant.
Ada 37 titik yang sudah masif dalam pelaksanaan konstruksinya dan 30 titik yang memasuki proses awal konstruksi. Kemudian 43 titik sudah masuk ke dalam pekerjaan persiapan lahan. Adapun 14 titik sedang dalam penyediaan fasilitas penunjang seperti jalan akses.
“Proyeksi kami, progress konstruksi pada akhir tahun 2019 adalah 59,78 persen dari total panjang trase 142,3 kilometer,” ujar Chandra.