Hingga Jumat (10/5/2019) malam, ratusan warga di sejumlah pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, masih mengungsi akibat banjir, angin kencang, dan hantaman gelombang tinggi. Siklon Tropis Lili, sebagai penyebab cuaca buruk itu perlahan mulai bergerak dari wilayah tersebut ke Laut Timor.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Hingga Jumat (10/5/2019) malam, ratusan warga di sejumlah pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, masih mengungsi akibat banjir, angin kencang, dan hantaman gelombang tinggi. Siklon Tropis Lili, sebagai penyebab cuaca buruk itu perlahan mulai bergerak dari wilayah tersebut ke Laut Timor.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku John Hursepuny kepada Kompas mengatakan, sebanyak 485 warga di Tiakur, ibu kota kabupaten, masih mengungsi lantaran permukiman mereka masih tergenang air. Para korban banjir sebagian diungsikan ke gedung serba guna milik pemerintah daerah dan lainnya tinggal di rumah keluarga.
Sementara itu di Pulau Letti, warga dari lima desa mengungsi ke daerah perbukitan. Itu terjadi karena warga ketakutan dengan gelombang tinggi yang menghantam pesisir. Di samping itu, embung di pulau itu juga jebol sehingga menyebabkan banjir. Hingga Jumat malam, warga berangsung pulang ke rumah mereka.
Di Pulau Luang, sebanyak sembilan rumah rusak, satu unit sekolah, dan satu unit kantor desa rubuh dihantam angin kencang. Adapun di Pulau Lakor, sejumlah rumah dilaporkan rusak akibat angin dan terjang gelombang namun jumlah pastinya masih didata. "Banyak kerusakan di empat pulau itu tapi datanya belum lengkap. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa," kata John.
Masyarakat belum pernah mengalami situasi seperti ini. Cuaca kali ini sangat ekstrem
Menurutnya, kendala yang dihadapi tim di lapangan adalah sulitnya akses komunikasi baik di Moa, pusat kabupaten, dan tiga pulau yang lain, yakni Letti, Luang, dan Lakor. Dengan begitu banyak informasi belum didata dengan lengkap. Tim tanggap darurat dari kabupaten tak bisa bergerak ke pulau-pulau tersebut karena terhalang gelombang tinggi.
Albert Efraim Kofit, warga Tiakur mengatakan, cuaca pada Jumat pagi mulai membaik. Intensitas hujan yang sebelumnya lebat mulai berkurang. Namun, angin masih bertiup kencang. Warga setempat masih khawatir terjadi hujan susulan. "Masyarakat belum pernah mengalami situasi seperti ini. Cuaca kali ini sangat ekstrem," ujarnya.
Terendam
Sejumlah ruas jalan dan permukiman penduduk masih terendam dengan ketinggian air maksimum 40 sentimeter. Sehari sebelumnya, ketinggian air mencapai 150 sentimeter. Aktivitas masyarakat masih terganggu. Pelayanan di kantor-kantor pemerintahan juga terhenti. Beberapa sekolah memilih meliburkan siswanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meterologi Pattimura Ambon dalam keterangan resmi yang diterima Kompas mengatakan, Siklon Tropis Lili mulai meninggalkan wilayah Maluku hingga satu hari ke depan. Dengan begitu, cauca buruk yang melanda pulau-pulau di Maluku akan mereda.
Meski begitu, prakirawan cauca BMKG Stasiun Meterologi Pattimura Ambon Rion S Salman mengingatkan bahwa aktivitas melaut belum bisa dilakukan selama dua hari ke depan. Tinggi gelombang di wilayah yang baru dilewati Siklon Tropis Lili itu diperkirakan antara 4 hingga 6 meter. Tinggi maksimum gelombang bisa mencapai dua kali dari prakiraan tersebut.