MAKASSAR, KOMPAS— Untuk mencari kejelasan penyebab penyakit yang melanda puluhan warga Desa Garongkong, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan menurunkan tim gabungan, Kamis (9/5/2019). Tim mengumpulkan data dan keterangan serta mengambil darah warga yang masih sakit ataupun yang telah sembuh dan contoh darah hewan. Ada dugaan penyakit ini ditularkan hewan ternak.
Tim antara lain terdiri dari para peneliti Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Sulsel, Puslitbang Kesehatan Universitas Hasanuddin, Balai Besar Kesehatan, Balai Veteriner, Balai Kesehatan Lingkungan, dan instansi lain.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sulsel, 27 warga terserang penyakit yang sampai kini belum teridentifikasi pada Rabu (27/3). Gejala yang dirasakan warga adalah mual, muntah, pusing, dan nyeri kepala. Jumat (19/4), 53 warga dilaporkan sakit dengan gejala sama. Rabu (24/4), dilaporkan penderita bertambah 25 orang.
Dari 105 penderita itu, 70 orang dirawat di rumah sakit, 4 orang di antaranya meninggal. Kini tinggal lima orang yang masih dirawat. Korban pertama yang meninggal adalah Siti Hajrah (26), warga Kabupaten Takalar yang sedang hamil, Rabu (24/4). Disusul Hendri (14), Fani (13), dan Justina (15), ketiganya warga Jeneponto.
Kematian ternak
Sejauh ini pemeriksaan darah untuk sejumlah penyakit, seperti tifoid, leptospirosis, virus zika, demam berdarah, dan chikungunya, menunjukkan hasil negatif. ”Ada dugaan penyebabnya keracunan makanan, tetapi masih kami teliti. Dari keterangan yang kami peroleh, sebagian besar yang sakit sebelumnya makan makanan dari pesta pernikahan.
Fakta lain yang kami dapat, beberapa bulan terakhir terjadi kematian mendadak pada ayam dan sapi,” kata Kepala Puslitbang Kesehatan Unhas Isra Wahid yang sedang berada di Jeneponto.
Karena itu, Dinas Peternakan juga diminta turun meneliti. Menurut Isra, November tahun lalu terjadi kematian pada sejumlah sapi. Kemudian, Februari, terjadi kematian mendadak ratusan ekor ayam.
”Kami sedang teliti apakah penyakit berasal dari hewan yang disembelih untuk pesta. Hal itu mengingat ada satu keluarga yang terdiri atas enam orang, tiga orang yang tidak mengonsumsi makanan dari pesta tetap sehat,” kata Isra.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulsel Nurul AR mengatakan, tim masih menginvestigasi penyebab warga meninggal. ”Jumat (10/5) kami ke rumah sakit di Takalar untuk melihat catatan pasien.
Berdasarkan informasi, mereka memiliki gejala sama, yakni gangguan pencernaan disertai sakit kepala. Dari sana kami akan kembali ke lokasi untuk mencocokkan data dan keterangan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Bachtiar Baso berharap, turunnya tim lengkap ke Jeneponto mampu menjawab teka-teki penyakit yang menyerang warga. ”Dengan demikian, tidak lagi ada kata misterius dalam kasus itu,” katanya. (REN)