JENEPONTO, KOMPAS — Dinas Kesehatan Jeneponto akan melakukan skrining kesehatan warga untuk mengetahui penyebab penyakit yang diderita 96 warga Dusun Garonggong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Skrining dilakukan sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium pada sampel darah hewan dan manusia yang telah diambil pada Kamis (9/5/2019). Di Dusun Garonggong, hingga kini sejumlah warga masih menjalani rawat jalan dan petugas kesehatan secara rutin berkunjung melakukan pemeriksaan.
”Hari Selasa, tim akan turun dan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap semua warga. Kami juga memutuskan mengambil darah semua warga dusun untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini untuk mencari tahu kemungkinan adanya penyakit tersembunyi pada warga dan juga sebagai tindakan pencegahan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalin Dinas Kesehatan (Dinkes) Nurul AR, Sabtu (11/5/2019).
Terkait kemungkinan zoonosis pada ternak yang berjangkit pada manusia, kemungkinan itu ada. Namun, hasil pemeriksaan sampel darah yang telah diambil sebelumnya akan menjawab kemungkinan tersebut.
”Intinya, kami menunggu hasil pemeriksaan darah di laboratorium. Kami akan merilis hasilnya jika semua sudah jelas dan berbasis bukti. Kami tak ingin hanya berdasarkan kemungkinan. Sebab, jika kemungkinan, ada banyak dan semuanya perlu diperjelas agar penanganannya pun lebih tepat,” kata Nurul.
Sementara itu, terkait kondisi kesehatan hewan ternak warga setempat, Dinas Peternakan Sulsel juga sudah menurunkan tim untuk mengeceknya.
”Kalau pemeriksaan fisik yang kami lakukan pada ternak sapi, kerbau, ayam, dan ternak lain, sejauh ini sehat. Namun, kami menunggu hasil pemeriksaan darah yang dilakukan Balai Veteriner untuk memastikan kemungkinan adanya zoonosis. Kemungkinan Senin hasilnya sudah bisa diketahui,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesejahteraan Hewan, Dinas Peternakan Sulsel, Syamsul Bahri.
Intinya, kami menunggu hasil pemeriksaan darah di laboratorium. Kami akan merilis hasilnya jika semua sudah jelas dan berbasis bukti. Kami tak ingin hanya berdasarkan kemungkinan. Sebab, jika kemungkinan, ada banyak dan semuanya perlu diperjelas agar penanganannya pun lebih tepat. (Nurul AR, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalin Dinkes)
Syamsul Bahri mengatakan, sejauh ini pihak Dinas Peternakan Sulsel secara rutin melakukan pemantauan hewan ternak warga. Sejauh ini tak ada loporan terkait kematian hewan dari Garonggong. Laporan masuk terkait kematian hewan hanya ada pada Januari lalu saat banjir bandang terjadi di Jeneponto.
”Tapi, Garonggong tidak termasuk dalam wilayah yang terkena banjir saat itu. Biasanya jika ada kasus kematian hewan, langsung dilaporkan kepada dinas provinsi karena kami memiliki sistem pelaporan secara berkala dengan sistem online,” kata Syamsul.
Warga kurang peduli
Sejumlah warga pemilik ternak di Garonggong mengakui kurang peduli setiap ada kejadian di daerahnya. Warga bahkan tak melapor jika terjadi kematian hewan, apalagi dalam kasus bukan kematian mendadak dan massal.
”Biasa memang ada hewan yang mati sepeti ayam, tetapi biasanya karena kepanasan atau padat di dalam kandang. Kalau bagi warga, itu biasa,” kata Joho Daeng Bella, warga setempat.
Salah satu anggota staf penyuluh kesehatan Dinkes Jeneponto yang bertugas di Wilayah Kecamatan Bangkala, Abadi Gunawan, mengatakan, pihaknya rutin melakukan penyuluhan soal kesehatan lingkungan.
”Sudah berkali-kali kami meminta warga beternak secara sehat dan menjauhkan kandang dari rumah. Namun, mereka tetap dengan pola seperti selama ini. Kandang mengelilingi rumah dan kubangan kerbau berada di halaman rumah. Sapi diternakkan di sekitar rumah, begitu pun ayam dan itik yang berada di kolong rumah. Alasannya, keterbatasan lahan dan kekhawatiran dicuri,” kata Abadi Gunawan.