Kepala daerah di Sumatera Barat mengimbau masyarakat untuk kembali bersatu setelah perhelatan politik yang digelar 17 April 2019 lalu. Komisi Pemilihan Umum Sumatera Barat, Minggu (12/5/2019) malam, sudah menyelesaikan proses rekapitulasi. Apapun hasilnya, masyarakat diminta menerimanya dengan senang hati dan lapang dada.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS - Kepala daerah di Sumatera Barat mengimbau masyarakat untuk kembali bersatu setelah perhelatan politik yang digelar 17 April 2019 lalu. Komisi Pemilihan Umum Sumatera Barat, Minggu (12/5/2019) malam, sudah menyelesaikan proses rekapitulasi. Apapun hasilnya, masyarakat diminta menerimanya dengan senang hati dan lapang dada.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Senin (13/5/2019), mengimbau masyarakat untuk menerima apa adanya hasil pemilu. Hasil pemilu yang diumumkan oleh KPU harus diterima dan dihormati karena itulah hasil dari proses demokrasi.
“Mari dukung mereka yang terpilih, baik sebagai presiden, DPD, DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Terima semuanya. Semua harus kompak kembali tanpa ada perbedaan,” kata Irwan di sela-sela melantik Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah dan wakilnya Hendri Septa.
Sementara itu, kepada para pemenang pemilu, Irwan berpesan agar tidak perlu sombong. Bagi yang kalah, tidak perlu kecewa dan harus sabar karena masih ada kesempatan pada pemilu berikutnya.
Pesan persatuan juga disampaikan Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni. Menurut Ali, kontestasi politik sudah usai. Kerenggangan yang timbul oleh perbedaan pilihan harus direkatkan kembali agar pemimpin dan masyarakat bisa sama-sama membangun bangsa.
“Sebagaimana pepatah Minang, biduak lalu, kiambang batauik (biduk berlalu, kiambang bertaut kembali). Karena pemilu sudah selesai, mari rukun damai kembali dan bersatu membangun daerah,” kata Ali.
Wali Kota Padangpanjang Fadly Amran berpendapat, secara umum proses pemilu di Sumbar berjalan baik dan lancar. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan bisa menjunjung tinggi hasil yang diumumkan penyelenggara pemilu.
Sebagaimana pepatah Minang, biduak lalu, kiambang batauik (biduk berlalu, kiambang bertaut kembali). Karena pemilu sudah selesai, mari rukun damai kembali dan harus bersatu membangun daerah
Fadly mengakui, selama kontestasi demokrasi beberapa hari silam, suasana memang sempat panas di tengah masyarakat. Namun, itu merupakan bagian dalam pendewasaan masyarakat dalam berpolitik.
Berbeda pilihan dan pendapat
“Berbeda pilihan dan pendapat itu biasa. Yang paling penting adalah bagaimana kita memperjuangkan setinggi-tingginya NKRI. Saya yakin sehabis ini masyarakat Indonesia tidak ada lagi yang terpecah belah,” ujar Fadly.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah berterima kasih kepada penyelenggara dan pengawas pemilu dari tingkat provinsi hingga desa, terutama para petugas di lapangan yang telah berupaya menyelenggarakan pemilu dengan sebaik-baiknya. Begitu pula dengan personel TNI/Polri yang turut mengamankan proses pemilu.
“Mudah-mudahan dedikasi dan rasa tanggung jawab untuk menjaga dan memfasilitasi pemilu ini menjadi amal ibadah dan dicatat sebagai kontribusi terbesar kita dalam rangka menghadirkan demokrasi yang lebih beretika dan berkualitas,” ujarnya.
Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan hasil perolehan suara oleh KPU Sumbar, Minggu malam, pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno memperoleh 2.488.733 suara (85,92 persen) di Ranah Minang. Sebaliknya, paslon Joko Widodo-Ma’ruf Amin memperoleh 407.761 suara (14,08 persen).
KPU Sumbar mencatat, jumlah pemilih yang ada dalam daftar pemilih tetap, daftar pemilih tambahan, daftar pemilih khusus mencapai 3.882.346 pemilih, sedangkan jumlah pengguna hak pilih 2.936.721 pemilih. Adapun jumlah suara sah 2.896.494 suara dan tidak sah 40.227 suara.
“Persentase pemilih yang hadir ke TPS rata-rata 79,60 persen. Partisipasi ini melebihi target Nasional yakni 77,50 persen dan target KPU Sumbar 75 persen,” kata Ketua KPU Sumatera Barat Amnasmen.