Pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin Minim Dukungan di Jabar
Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin kalah telak di Jawa Barat. Minimnya dukungan kepala daerah yang berasal dari partai pengusung diduga jadi penyebab utama.
Oleh
Samuel Oktora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Joko Widodo–Ma’ruf Amin, kalah telak di Jawa Barat. Minimnya dukungan kepala daerah yang berasal dari partai pengusung diduga jadi penyebab utama.
Total Jokowi-Amin meraih 10.750.568 suara (40,07 persen). Pasangan ini hanya menang di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Subang. Sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul di 21 kabupaten dan kota dengan perolehan 16.077.446 suara (59,93 persen).
”Salah satu faktor kekalahan Joko Widodo-Amin di Jabar diduga kuat karena kinerja kepala daerah dari partai pengusung tidak optimal,” kata dosen Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Firman Manan, di Bandung, Selasa (14/5/2019).
Faktor lainnya adalah persepsi negatif publik terhadap Jokowi akibat kampanye hitam yang bernuansa politik identitas. Kampanye hitam itu membentuk citra Jokowi sebagai figur yang berjarak dengan umat Islam di mata pemilih Jabar yang didominasi pemilih religius.
”Isu tersebut menutupi kinerja pemerintahannya, utamanya di bidang infrastruktur. Padahal, lebih dari 30 program strategis nasional berada di Jabar,” ujar Firman.
Sebaliknya, partai politik pendukung Prabowo-Sandiaga menjalankan tugasnya dengan efektif. Ia mencontohkan PKS, yang memiliki kader militan serta memiliki basis massa relatif kuat di Jabar. Selain itu, dampak Pemilihan Gubernur Jabar 2018 juga masih terasa kuat hingga pencoblosan Pemilu 2019.
”Dukungan KH Abdullah Gymnastiar, Ustaz Abdul Somad, dan Ustaz Adi Hidayat juga punya pengaruh signifikan terhadap sebagian pemilih di Jabar,” ucap Firman.
Sementara itu, Komisioner KPU Jabar, Endun Abdul Haq, mengatakan, setelah rekapitulasi usai pada Senin (13/5/2019) pukul 23.00, semua komisioner pergi ke KPU pusat. Di sana, para komisioner KPU menyerahkan dokumen dan data administrasi ke KPU RI.