Rekapitulasi suara tingkat provinsi di Kalimantan Barat telah selesai. Kini, rekapitulasi sedang dilaksanakan di tingkat nasional. Meskipun sampai sejauh ini aman, Kepolisian Daerah Kalbar tetap mengantisipasi potensi gangguan di daerah yang mungkin saja terjadi selama rekapitulasi di tingkat nasional berlangsung.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Rekapitulasi suara tingkat provinsi di Kalimantan Barat telah selesai. Kini, rekapitulasi sedang dilaksanakan di tingkat nasional. Meskipun sampai sejauh ini aman, Kepolisian Daerah Kalbar tetap mengantisipasi potensi gangguan di daerah yang mungkin saja terjadi selama rekapitulasi di tingkat nasional berlangsung.
Kepala Kepolisian Daerah Kalbar Inspektur Jenderal Didi Haryono, Rabu (15/5/2019), saat apel di Mapolda Kalbar, mengatakan, rekapitulasi di Kalbar mulai dari tingkat TPS hingga provinsi telah berlangsung lancar dan aman. Tahapan di Kalbar sudah selesai dilaksanakan. Kini, proses rekapitulasi secara umum sedang berlangsung di tingkat nasional.
”Meskipun demikian, kami tidak boleh lengah. Kami tetap memonitor perkembangan situasi keamanan di daerah selama rekapitulasi suara di tingkat nasional berlangsung. Sejumlah langkah antisipasi sudah disapkan,” ungkap Didi.
Meskipun demikian, kami tidak boleh lengah. Kami tetap memonitor perkembangan situasi keamanan di daerah selama rekapitulasi suara di tingkat nasional berlangsung. Sejumlah langkah antisipasi sudah disiapkan.
Menjelang pengumuman hasil rekapitulasi suara oleh KPU pusat, Polda Kalbar telah menyiapkan langkah antisipasi mencegah kemungkinan munculnya reaksi di daerah. Dari sisi fungsi intelijen, Didi mengingatkan kepada jajarannya agar tetap melakukan deteksi dini terhadap berbagai perkembangan yang terjadi di daerah.
Selain itu, kepolisian juga menjalankan fungsi pembinaan masyarakat. Aparat dituntut dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat secara benar terkait perkembangan yang terjadi. Kemudian tetap mengelola hubungan dengan masyarakat, dengan menjalankan fungsi kehumasan.
Belum mengkhawatirkan
”Situasi di Kalbar hingga sejauh ini belum ada hal yang mengkhawatirkan. Apalagi, masyarakat sudah sangat peka terhadap perkembangan di sekelilingnya. Jika ada hal mencurigakan, biasanya masyarkat proaktif melaporkan situasi,” kata Didi.
Didi juga mengingatkan masyarakat agar tetap mewaspadai hoaks yang masih marak pascapemilu. Hoaks sengaja disebar melalui media sosial oleh oknum tertentu yang bertujuan membuat kecemasan di masyarakat. Masyarakat jangan mudah terpancing isu yang tidak jelas di media sosial.
Masyarakat sebaiknya fokus mendukung program pembangunan daerah. Apalagi, saat ini Kalbar sedang berjuang mengubah wajah desa. Sebab, masih banyak desa yang tertinggal dan sangat tertinggal. Dari 2.031 desa di Kalbar, baru ada satu desa mandiri.
Program pembentukan desa mandiri yang ditargetkan mencapai 63 desa pada 2019 ini tidak akan tercapai jika tidak didukung penciptaan keamanan. Untuk itu, masyarakat jangan mudah terhasut berita bohong di media sosial.
Kepala Bidang Humas Polda Kalbar Ajun Komisaris Besar Donny Charles Go menambahkan, hoaks memang menjadi perhatian Polda Kalbar sejak sebelum pemilu berlangsung. Maka, sejak jauh-jauh hari berbagai upaya dilakukan hingga saat ini.
Hoaks memang menjadi perhatian Polda Kalbar sejak sebelum pemilu berlangsung. Maka, sejak jauh-jauh hari berbagai upaya dilakukan hingga saat ini.
Bahaya hoaks telah disosialisasikan secara berjenjang mulai dari polda, kepolisian resor, hingga kepolisian sektor. Bahkan, sosialisasi juga sering melalui para tokoh masyarakat.
Tujuan sosialisasi itu agar masyarakat paham bahwa banyak pihak yang hendak memecah belah melalui hoaks. Jika masyarakat memahami bahaya hoaks, harapannya tidak mudah terprovokasi informasi-informasi hoaks.