Usung ”Bayu Pramana”, Pesta Kesenian Bali Janjikan Wajah Baru
Memasuki tahun ke-41, Pesta Kesenian Bali 2019 bakal digelar di Taman Pusat Budaya Denpasar, 15 Juni-14 Juli, dengan mengusung tema ”Bayu Pramana: Memuliakan Sumber Daya Angin”. Acara ini bakal kembali menjadi panggung bersama penggiat seni, kerajinan, dan Pemerintah Bali untuk merayakan kebudayaan setempat.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Memasuki tahun ke-41, Pesta Kesenian Bali 2019 bakal digelar di Taman Pusat Budaya Denpasar, 15 Juni-14 Juli, dengan mengusung tema ”Bayu Pramana: Memuliakan Sumber Daya Angin”. Acara ini bakal kembali menjadi panggung bersama penggiat seni, kerajinan, dan Pemerintah Bali untuk merayakan kebudayaan setempat.
Pesta kebudayaan tahunan yang direncanakan dibuka Presiden Joko Widodo ini akan menampilkan lebih dari 200 pementasan dan 300 stan pameran produk asli Bali. Pemerintah setempat akan mengevaluasi dan mengkurasi seluruh agenda, mulai peraturan hingga seluruh konten pameran produk dan makanan.
Hingga Kamis (16/5/2019), penyelenggara dari Dinas Kebudayaan Bali serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali masih menyempurnakan konten ribuan seniman berasal dari sembilan kabupaten/kota melalui tim pembinaan provinsi. Tim menyebar dan membina serta menyelaraskan dengan tema ke seluruh seka (sanggar) yang lolos seleksi di setiap kabupaten/kota.
Kepala Dinas Kebudayaan Bali I Wayan Adnyana mengakui tidak mudah mengubah kebiasaan dari tahun ke tahun dengan penyelarasan konsep baru di seluruh rangkaian acara selama sebulan. ”Mulai dari pembukaan hingga seluruh pementasan yang berjumlah lebih dari 200 pementasan selama sebulan itu harus memiliki konsep sejalan dengan tema. Dan, hal ini tidak mudah mengoordinasikan ribuan seniman,” kata Adnyana.
Tema angin ini, lanjutnya, akan diterjemahkan melalui potensi-potensi kabupaten/kota dalam pementasan. Ia mencontohkan, angin ini dapat diwakilkan dengan alat musik seruling, layang-layang, kipas, kincir, serta beberapa hal lainnya. Alat-alat tersebut menjadi bagian dari pementasan tarian atau kesenian, terutama saat acara pembukaan.
Menurut dia, penyelarasan tema dengan penampilan seka saat acara kali ini tidak bisa dilakukan sekaligus. ”Tim akan bertahap membina konsep-konsep baru di tahun mendatang,” kata Adnyana. Selain itu, ia juga mengubah pementasan Bali Nawa Natya dengan konsep modern bertajuk Bali Jani.
Gubernur Bali Wayan Koster menekankan perlu adanya penyegaran pada seluruh rangkaian acara, mulai dari parade, pentas, diskusi, hingga pameran. Ia membentuk tim untuk mengkurasi secara keseluruhannya.
Koster berharap tim dapat mewujudkan perwajahan baru pada pelaksanaannya tahun ini. Penampilan pada tahun ini, menurut dia, harus lebih baik serta berkualitas daripada tahun-tahun sebelumnya, baik konten, format, maupun tata cara pelaksanaan. Tahun ini, pemerintahnya menganggarkan sekitar Rp 6 miliar untuk seluruh rangkaian acara ini.
Bebas biaya sewa
Selain mengusung konsep baru, pemerintah juga membebaskan biaya penyewaan stan pameran produk unggulan daerah. Pameran diperkirakan berjumlah 300 stan dan harus menjalani seleksi ketat dari tim kurasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali.
Tahun-tahun sebelumnya, pemerintah memberikan tarif penyewaan sekitar Rp 6 juta per stan. Koster mengharapkan tidak ada lagi pungutan apa pun. Hanya saja, 300 stan ini harus diperebutkan secara adil dan ketat sesuai dengan syarat-syarat tertentu, di antaranya produk yang dipamerkan harus benar-benar berasal dari Bali.
Adnyana menambahkan, para peserta akan diajak tidak menggunakan bahan plastik dan styrofoam, khususnya untuk dekorasi pementasan ataupun pameran. Hal ini, lanjutnya, sebagai wujud konsistensi tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai.
Pengamat seni dan budaya Bali Wayan Dibia mengapresiasi hal ini. Namun, ia mengingatkan pemerintah agar tetap tidak menghilangkan tujuan acara sebagai ajang kolaborasi pemerintah serta masyarakat Bali berpesta budaya dan seni dari setiap daerahnya. Ia berharap siapa pun seniman daerah yang tampil tetap menjadikan acara ini sebagai panggung kebanggaan mereka.