JAYAPURA, KOMPAS— Aktivitas pendidikan di Sekolah Menengah Atas Khusus Olahraga Papua di Jayapura terhenti selama sebulan terakhir akibat sengketa lahan. Sebanyak 118 siswa tidak bisa bersekolah.
Berdasarkan pantauan di lokasi sekolah di Distrik Heram, Jumat (17/5/2019) pukul 11.00 WIT, tidak terlihat aktivitas belajar-mengajar. Jalan masuk ke sekolah dan seluruh ruangan kelas ditutup palang kayu.
Kepala Subtata Usaha SMA Khusus Olahraga Papua Tineke Ansaka menyatakan tidak mengetahui alasan pemalangan sekolah oleh pihak pemilik lahan sejak 18 April 2019. ”Tiba-tiba saja pemilik lahan menutup sekolah dan melarang kami melaksanakan aktivitas pendidikan di sini,” katanya.
Sekolah itu memiliki 118 siswa, meliputi 72 siswa putra dan 46 siswa putri. Mereka atlet dari enam cabang olahraga, yakni atletik, sepak bola, basket, dayung, renang, dan petanque.
”Kami berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua mengatasi masalah ini agar anak-anak bisa kembali bersekolah dan fokus menyiapkan diri jelang Pekan Olahraga Nasional di Papua tahun depan,” kata Tineke.
Stanley Puraro, pemilik sertifikat lahan tempat berdirinya SMA Khusus Olahraga Papua, menyatakan terpaksa memalang sekolah karena tidak ada kejelasan waktu pembayaran lahan itu oleh Pemprov Papua sejak 2014. ”Saya menyampaikan permintaan maaf kepada para guru, orangtua siswa, dan khususnya para siswa. Sebab, pemerintah daerah setempat belum berinisiatif membayar lahan milik kami hingga kini,” katanya.
Salah satu siswa, Adriel Manuri (17), menyatakan, selama sebulan terakhir semua siswa yang bermukim di asrama atlet hanya menghabiskan waktu dengan berlatih. ”Kami berharap pemerintah memperhatikan nasib para siswa. Kami membutuhkan pendidikan,” kata siswa kelas XI IPA ini.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Protasius Lobya saat dikonfirmasi menyatakan, biaya pelepasan tanah senilai Rp 1,5 miliar belum diberikan karena ada klaim dua pemilik lahan, yakni pihak keluarga Ohee dan Puraro. ”Masalah ini sudah ditangani hingga pengadilan setempat. Dinas telah menyiapkan uangnya dan menunggu putusan pengadilan,” katanya. (FLO)