Aparat Gunakan Pendekatan Persuasif di Kota Mataram
Aparat keamanan dari TNI dan Polri akan mengedepankan pendekatan persuasif atau soft power dalam menghadapi kemungkinan unjuk rasa terkait hasil Pemilu 2019 di Kota Mataram NTB.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Demonstrasi menyikapi hasil Pemilihan Umum 2019, baik pilpres maupun pileg, direncanakan juga berlangsung di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (22/5/2019). Untuk mengantisipasi tindakan yang melanggar hukum dari para demonstran, aparat keamanan dari TNI dan Polri akan mengedepankan pendekatan persuasif atau soft power.
Komandan Komando Resor Militer 162/Wira Bhakti Kolonel (Czi) Ahmad Rizal Ramdhani, dalam apel gabungan TNI dan Polri di Lapangan Sangkareang, Mataram, Rabu pagi, mengatakan, sekitar 200 orang yang tergabung dalam sebuah aliansi berencana menggelar demonstrasi di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTB di Jalan Langko dan Kantor Badan Pengawas Pemilu NTB di Jalan Udayana.
"Sengaja kami melaksanakan apel kesiapsiagaan di Lapangan Sangkareang agar dekat dengan kedua lokasi demonstrasi itu," kata Rizal. Lapangan Sangkareang berjarak sekitar 2,4 kilometer dari kantor KPU NTB dan 2,7 kilometer dari kantor Bawaslu NTB.
Rizal pun berharap kondisi di NTB tetap aman dan damai. "Mudah-mudahan (warga) di NTB tidak terpancing. Kami imbau agar warga NTB tetap tenang, melaksanakan kegiatan seperti biasa karena di NTB dalam kondisi normal, aman, damai, dan kondusif," kata Rizal.
Menurut Rizal, demonstran akan tetap diberikan kesempatan atau peluang untuk berdemonstrasi. Sama dengan yang dilakukan ketika demonstrasi pada hari pemungutan suara 17 April lalu. "Hal terpenting adalah para demonstran tidak berbuat anarkis. Tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum," kata Rizal.
Menurut Rizal, para demonstran akan diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasi baik di Kantor KPU NTB maupun Bawaslu NTB, termasuk dipertemukan dengan ketua masing-masing lembaga tersebut. Laporan atau aspirasi dari para demonstran juga akan disampaikan ke KPU RI dan Bawaslu RI di Jakarta.
"Konsepnya seperti itu sehingga tidak terjadi benturan-benturan. Kalau itu terjadi, nanti malah tidak terkendali," kata Rizal.
Menurut Rizal, konsep itu merupakan bentuk pendekatan soft power atau pendekatan persuasif yang lebih mengedepankan komunikasi dan musyawarah mufakat. "Kalau ada yang berbuat anarkis, akan kami amankan. Tidak akan ada tembak di tempat. Itu (tembak di tempat) malah akan menjadi blunder buat kami," kata Rizal.
Kepala Kepolisian Resor Kota Mataram Ajun Komisaris Besar Saipul Alam menambahkan, mereka memang mendorong Kota Mataram tanpa kekerasan. "Kami tetap sesuai prosedur dan terus mengimbau masyarakat untuk sama-sama menahan diri agar pesta demokrasi ini bisa terlaksana dengan baik," kata Saipul.
Berdasarkan pantauan di Kantor KPU NTB, hingga pukul 14.00 Wita, belum ada tanda-tanda akan adanya demonstrasi. Lalu lintas di depan kantor itu masih lancar. Meski demikian, personel Polda NTB dan Polresta Mataram sudah berada di sana sejak pukul 10.00. Menurut data Polda NTB, sebanyak 300 personel disiagakan di kantor KPU NTB dan 250 personel di kantor Bawaslu NTB.
Sejak pagi, suasana Kota Mataram juga kondusif. Masyarakat beraktivitas seperti biasa, baik ke tempat kerja, sekolah, maupun titik-titik kegiatan ekonomi seperti pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern. Lokasi penukaran uang kecil yang dibuka oleh Bank Indonesia dan 13 bank umum di Lapangan Sangkareang juga tetap banyak didatangi warga.