Estimasi 10.831 ODHA di Denpasar Terlayani Tahun Ini
Dinas Kesehatan Kota Denpasar menargetkan tahun ini tuntas merangkul orang dengan HIV/Aids (ODHA) sebanyak 10.813 orang. Angka ini merupakan estimasi berdasarkan data 2016 dan diharapkan terlayani seluruhnya.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Dinas Kesehatan Kota Denpasar menargetkan tahun ini tuntas merangkul orang dengan HIV/Aids (ODHA) sebanyak 10.813 orang. Angka ini merupakan estimasi berdasarkan data 2016 dan diharapkan terlayani seluruhnya.
Hingga Maret 2019, sebanyak 10.317 orang tercatat mendapat pelayanan kesehatan di sejumlah puskesamas, klinik, serta rumah sakit di Kota Denpasar. Capaian ini bagian dari upaya menjangkau estimasi ODHA. Selanjutnya, Dinas Kesehatan bersama Komisi Penanggulangan Aids (KPA) dan komunitas terus memaksimalkan propaganda hidup dan berprilaku sehat.
“Propaganda menghapuskan stigma HIV/Aids itu tidak ada obatnya juga terus digencarkan. Ini penyakit karena gaya hidup dan sudah ada obatnya. Bahkan, jika lebih peduli dan awal bersedia tes, antisipasinya dapat lebih maksimal,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Denpasar dr IB Gede Eka Putra, di workshop HIV/Aids, di Hotel Bali Kepundung, Denpasar, Rabu (22/5/2019).
Propaganda menghapuskan stigma HIV/Aids itu tidak ada obatnya juga terus digencarkan. Ini penyakit karena gaya hidup dan sudah ada obatnya. Bahkan, jika lebih peduli dan awal bersedia tes, antisipasinya dapat lebih maksimal
Meskipun target terpenuhi tahun ini, lanjutnya, dinas bersama KPA serta komunitas tidak berhenti mendata. Alasannya, tren ODHA ini kenaikannya lima tahun terakhir tercatat 1.000 orang per tahun.
Usia produktif berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, terdata memiliki angka terbesar. Usia paling rentan yang tercatat sebanyak 7.790 orang di usia 20 tahun -29 tahun dan usia 30 tahun -39 tahun sebanyak 7.195 orang. Dari total ODHA se-Bali terdata 20.470 orang.
Penularan tidak langsung
Target nasional tuntas HIV/Aids ini dari Kementerian Kesehatan adalah 2030. “Propaganda HIV/Aids ini sama dengan penyakit seperti diabetes dan lainnya. Ini virus dan penularannya tidak bisa langsung dari orang ke orang tanpa hubungan tertentu. Dan, hal paling penting sudah ada obat dan sakitnya bisa dikelola terutama jika terdeteksi dini,” jelas Eka.
Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Denpasar Tri Indarti menambahkan komisinya menyasar kepada ibu-ibu hamil. Mereka salah satu kelompok yang rentan bahayanya. Mulai 2016, ibu hamil sudah diwajibkan periksa atau tes HIV/Aids gratis. Beberapa kasus terkait stigma di masyarkat , ODHA itu menular, lanjutnya, semakin berkurang.
Sementara Direktur Yayasan Gaya Dewata Bali Christian Supriyadinata mengatakan, penyuluh lapangan dari yayasannya terus bergerak. Pendampingan beberapa pasien, lanjutnya, juga dilakukan. "Tersebarnya informasi mengenai apa hingga bagaimana menanganinya ketika mendapatkan hasil positif itu dapat tertangani itu tersampaikan dengan benar kepada masyarakat," ujarnya.
Dengan adanya informasi, harapannya, masyarakat memiliki kesadaran berprilaku hidup sehat dan bersedia secara mandiri periksa ke layanan kesehatan yang tersedia, khsususnya di Kota Denpasar.
Tersebarnya informasi mengenai apa hingga bagaimana menanganinya, dan ketika mendapatkan hasil positif dapat tertangani dan tersampaikan dengan benar kepada masyarakat
Layanan kesehatan mengenai segala persoalan HIV/Aids tersedia gratis di 25 puskesmas, klinik, serta rumah sakit, termasuk pemeriksaan gratis. Selanjutnya, jika pemeriksaan hasilnya positif, pasien dapat dirujuk di dua rumah sakit, RSUD Wangaya dan RSUP Sanglah.