Warga Batam, Kepulauan Riau, meminta pemerintah memindahkan pelabuhan pelayaran domestik di Batu Ampar kembali ke Sekupang. Lokasi saat ini yang berbaur dengan pelabuhan bongkar muat kargo dinilai tidak nyaman dan membahayakan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS – Warga Batam, Kepulauan Riau, meminta pemerintah memindahkan pelabuhan pelayaran domestik di Batu Ampar kembali ke Sekupang. Lokasi pelabuhan yang saat ini berbaur dengan pelabuhan bongkar muat kargo dinilai tidak nyaman dan membahayakan.
Terkait hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di sela-sela kunjungan kerja ke Batam, Sabtu (25/5/2019) mengatakan, berjanji akan segera menindaklanjuti permintaan warga tersebut. “Pilihannya pelabuhan ini diperbaiki atau pindah lagi ke Sekupang,” katanya.
Pelabuhan Khusus Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sebelumnya berlokasi di Sekupang. Pada 2016, Ignatius Jonan yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan menilai fasilitas di Sekupang belum memadai sehingga memindahkan terminal pelayaran domestik ke Batu Ampar.
Namun, pelabuhan penumpang domestik Batu Ampar hingga kini belum juga nyaman. Aktivitas bongkar muat kapal kargo membuat lokasi itu dipadati truk berukuran besar yang terus lalu-lalang tiada henti. Jalan masuk bergelombang dan debu mengepul bergulung-gulung setiap ada kendaraan melintas.
Situasi semakin tidak nyaman jika hujan turun seperti saat rombongan petugas Kementerian Perhubungan datang meninjau lokasi itu. Penumpang harus antre berimpitan untuk dijemput bus yang jumlahnya terbatas agar diantar menuju kapal.
“Jalan di pelabuhan banyak lubang dan becek. Keadaan pelabuhan enggak nyaman karena sekitarnya penuh peti kemas.” ujar Ahmad Wahid, salah seorang penumpang KM Doloronda tujuan Belawan, Sumatera Utara.
Terkait hal itu, Budi Karya meminta Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Badan Pengusahaan (BP) Batam bekerja sama menangani keluhan para penumpang. Solusi jangka pendek, jelang Lebaran, tumpukan peti kemas diminta untuk dijauhkan dari terminal penumpang agar tidak mengganggu akses penumpang menuju kapal.
“Solusi jangka pendeknya nanti dikasih tenda supaya kalau hujan, penumpang tidak harus berlama-lama menunggu bis untuk naik ke kapal,” kata Budi.
Gubernur Sumatera Utara Nurdin Basirun mengatakan, keluhan para penumpang itu menjadi evaluasi bagi pemerintah daerah untuk memperbaiki fasilitas pelabuhan. Di Kepulauan Riau, selain pelabuhan Batu Ampar, ada pelabuhan Karimun yang kondisinya juga memprihatinkan dan menunggu perbaikan.
“Jumlah penumpang kapal setiap tahun pasti bertambah. Keluhan para penumpang itu menjadi pekerjaan rumah yang harus segera kami selesaikan,” kata Nurdin.
Adapun Kepala BP Batam Edy Putra Irawady berpendapat, pelabuhan penumpang domestik memang lebih baik dipindah kembali ke Sekupang. “Rencananya, Pelabuhan Batu Ampar akan dikhususkan untuk pelabuhan kontainer,” ujarnya.
Kepala Operasional Pelni Batam Dicky Dermawandi menambahkan, saat ini rute Batam-Belawan hanya dilayani KM Kelud. Adapun KM Doloronda adalah kapal yang diperbantukan dari Jakarta untuk melayani arus mudik. Dua kapal itu berkapasitas 3.000 orang.
“Saat ini, 90 persen tiket kapal untuk keberangkatan hingga 4 Juni sudah terjual. Khusus saat arus mudik, kedua kapal itu kapasitas angkutnya ditingkatkan menjadi 3.500 orang,” kata Dicky.