Terminal Palu Masih Rusak, Pemudik Berangkat dari Agen Bus
Pemudik dari Kota Palu, Sulawesi Tengah, sejak Minggu (26/5/2019) mulai meninggalkan wilayah itu menuju kampung halaman masing-masing di sejumlah daerah Sulteng maupun luar Sulteng. Oleh karena fasilitas terminal masih rusak menyusul gempa bumi 2018 lalu, kebanyakan penumpang naik kendaraan dari agen-agen bus.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Pemudik dari Kota Palu, Sulawesi Tengah, sejak Minggu (26/5/2019) mulai meninggalkan wilayah itu menuju kampung halaman masing-masing di Sulteng ataupun luar Sulteng. Oleh karena fasilitas terminal masih rusak menyusul gempa bumi 2018 lalu, para penumpang naik kendaraan dari agen-agen bus.
Biasanya jumlah kendaraan yang mengangkut penumpang antarkota dalam provinsi dan antarkota antarprovinsi di Terminal Induk Mamboro, Palu, tak lebih dari 30 unit. Sejak kemarin, jumlahnya meningkat hingga 50 unit yang mengangkut sekitar 500 penumpang.
Adapun hari Senin (27/5) hingga pukul 13.30 Wita sudah tecatat 30 bus dan minibus dengan penumpang sekitar 200 orang. Penumpang menuju sejumlah wilayah di Sulteng, seperti Luwuk (Kabupaten Banggai), Ampana (Tojo Una-Una), serta kota di luar Sulteng, antara lain Gorontalo (Gorontalo) dan Manado (Sulawesi Utara).
Diperkirakan akhir pekan ini terjadi peningkatan jumlah penumpang karena memasuki waktu cuti bersama.
Nursilawati, petugas pencatatan kendaraan di Terminal Induk Mamboro, mengatakan, dilihat dari jumlah kendaraan, arus mudik mulai terjadi. ”Biasanya memang seperti ini. Diperkirakan akhir pekan ini terjadi peningkatan jumlah penumpang karena memasuki waktu cuti bersama,” katanya di Palu.
Asni (32), yang akan mudik ke Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, mengaku memilih pulang kampung lebih awal agar waktu bersama keluarga lebih banyak. Jam keberangkatan kendaraan umum dari terminal biasanya terbagi dalam tiga jadwal, yakni pagi, siang, dan sore.
Sejak gempa 28 September 2018, Terminal Induk Mamboro rusak. Plafon terlepas, sejumlah ruang retak-retak. Selain itu, air juga tak mengalir karena selama ini mengandalkan air sumur.
Kepala Terminal Induk Mamboro Baso Amirudin mengatakan, dengan kondisi itu, pihaknya tak berani melakukan bongkar muat di terminal. Dia memastikan perbaikan terminal dilakukan setelah Lebaran.
”Demi kenyamanan penumpang, kami putuskan penumpang naik kendaraan di agen bus masing-masing. Di sini sopir hanya melaporkan data terkait penumpang,” katanya.