Tiket Pesawat Naik, Angkutan Laut Menjadi Alternatif
Di tengah melejitnya harga tiket penerbangan dan biaya bagasi, angkutan laut menjadi alternatif untuk menghemat ongkos mudik Lebaran. Penumpang Kapal Motor Kelud jurusan Jakarta-Batam-Medan pada masa angkutan Lebaran tahun ini diperkirakan meningkat 20 persen daripada tahun lalu.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Di tengah melejitnya harga tiket penerbangan dan biaya bagasi, angkutan laut menjadi alternatif untuk menghemat ongkos mudik Lebaran. Penumpang Kapal Motor Kelud jurusan Jakarta-Batam-Medan pada masa angkutan Lebaran tahun ini diperkirakan meningkat 20 persen daripada tahun lalu.
Penumpang KM Kelud pun sudah meningkat menjadi 3.071 penumpang saat bersandar di Terminal Bandar Deli Pelabuhan Belawan, Medan, delapan hari sebelum Lebaran, Selasa (28/5/2019). Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan hari biasa, yakni sekitar 1.000 penumpang.
Indra Suhada (45), penumpang KM Kelud, mengatakan, mereka memilih angkutan laut karena harga tiketnya yang jauh lebih murah daripada harga tiket pesawat. ”Tiket pesawat penerbangan murah Medan-Batam biasanya hanya Rp 600.000 per orang, sejak beberapa bulan lalu sudah di atas Rp 1,4 juta per orang. Belum lagi biaya bagasi. Harga tiket pesawat sudah tidak masuk akal,” katanya.
Indra mengatakan, harga tiket KM Kelud Batam-Medan jauh lebih murah, yakni Rp 230.000 per orang. Karena itu, keluarga besar mereka bisa mudik Lebaran sebanyak 12 orang. ”Kalau naik pesawat, kami enggak bisa mudik,” katanya.
Harga tiket KM Kelud Jakarta-Medan kelas ekonomi juga hanya Rp 422.000 per orang, jauh lebih murah daripada ongkos penerbangan yang menembus Rp 2 juta per orang selain biaya bagasi.
Tiket pesawat penerbangan murah Medan-Batam biasanya hanya Rp 600.000 per orang, sejak beberapa bulan lalu sudah di atas Rp 1,4 juta per orang. Belum lagi biaya bagasi. Harga tiket pesawat sudah tidak masuk akal.
Indra mengatakan, mereka tetap nyaman menggunakan moda angkutan laut karena setiap penumpang diberikan satu tempat tidur. Mereka juga mendapat makanan dan minuman selama pelayaran Batam-Medan yang memakan waktu kurang lebih 24 jam.
Namun, Indra mengeluhkan minimnya angkutan umum dari Pelabuhan Belawan ke Kota Medan. Mereka juga harus berdesakan untuk keluar dari pelabuhan. Di pintu pelabuhan, para sopir taksi tidak resmi, angkutan dalam kota, dan becak bermotor berebutan mencari penumpang.
Puncak arus mudik
Kepala Cabang PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Belawan Lutfi Israr mengatakan, pada delapan hari sebelum Lebaran ini sudah mulai memasuki puncak arus mudik angkutan laut. Jumlah itu pun diperkirakan akan terus meningkat sampai Lebaran dan arus balik.
Lutfi mengatakan, KM Kelud hanya melayani Medan-Batam pergi pulang pada periode 28 Mei sampai 5 Juni. Kapal tersebut akan kembali melayani pelayaran Medan-Batam-Jakarta pada 9 Juni. Hal itu untuk memaksimalkan kapasitas pelayanan karena lebih dari 80 persen penumpang KM Kelud merupakan penumpang jurusan Medan-Batam.
Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan Sugeng Wibowo mengatakan, mereka melakukan pengawasan khusus selama masa angkutan Lebaran untuk menjamin aspek keselamatan pelayaran. Sugeng mengatakan, jumlah penumpang KM Kelud pada puncak arus mudik masih dalam batas aman, yakni tidak lebih dari 3.800 penumpang.