Faktor keselamatan angkutan umum untuk transportasi mudik Lebaran di Sulawesi Tengah masih diabaikan. Salah satu indikasinya, sejumlah kendaraan umum beroperasi dengan komponen yang tidak berfungsi normal.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Faktor keselamatan angkutan umum untuk transportasi mudik di Sulawesi Tengah masih diabaikan. Salah satu indikasinya, sejumlah kendaraan umum beroperasi dengan komponen yang tidak berfungsi normal.
Hal itu menjadi temuan tim pengecek atau penguji angkutan umum untuk mudik Lebaran di Terminal Induk Mamboro, Kota Palu, Sulteng, Kamis (30/5/2019). Tim penguji angkutan umum itu terdiri dari Dinas Perhubungan Kota Palu dan Balai Pengawasan Transportasi Darat Wilayah XX Sulteng.
Dwi Risdianto, salah satu penguji kendaraan, menyatakan, banyak angkutan umum yang unsur-unsur teknis kendaraannya tidak berfungsi, misalnya lampu mundur dan sein tidak menyala. Contoh lain, ban angkutan gundul.
”Kami meminta sopir untuk mengganti komponen-komponen yang tidak berfungsi baik. Ini unsur-unsur penting yang bisa memengaruhi keselamatan,” ujarnya.
Selain unsur teknis kendaraan, hal lain yang diabaikan sopir atau perusahaan angkutan adalah dokumen administrasi yang mati, masa uji KIR yang kedaluwarsa, serta kartu pengawasan tidak dipegang sopir karena masih diurus.
Ahmad (28), sopir angkutan Palu-Poso, Kabupaten Poso, yang lampu mundur kendaraannya padam, berjanji akan menggantinya. ”Saya punya stok untuk menggantinya. Saya tidak perhatikan (hal itu) saat berangkat dari agen,” katanya.
Hal lain yang diabaikan sopir atau perusahaan angkutan adalah dokumen administrasi yang mati, masa uji KIR yang kedaluwarsa, serta kartu pengawasan tidak dipegang sopir karena masih diurus.
Puncak H-3
Arus kendaraan beserta penumpang yang berangkat dari Terminal Induk Mamboro terus meningkat. Pada Rabu (29/5/2019), tercatat 74 kendaraan yang melaporkan berangkat melalui terminal tersebut dengan jumlah penumpang 782 orang. Peningkatan itu mulai terjadi pada Minggu (26/5/2019) dengan jumlah kendaraan 50 unit. Pada hari biasa, jumlah kendaraan tidak lebih dari 30 unit.
Hingga Kamis (30/5/2019), pukul 12.30 Wita, tercatat 50 kendaraan meninggalkan Palu. Angkutan tersebut meliputi angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP). AKDP itu antara lain ke Luwuk, Kabupaten Banggai, Tolitoli, Ampana (Tojo Una-Una), dan Poso. Adapun bus AKAP antara lain menuju Manado (Sulawesi Utara) dan Gorontalo.
Kepala Terminal Induk Mamboro Baso Aminuddin memperkirakan puncak arus mudik terjadi pada Minggu (2/6/2019) atau H-3 sebelum Lebaran bersamaan dengan dimulainya cuti bersama.
Terminal Induk Mamboro belum difungsikan secara normal untuk menaikkan dan menurunkan penumpang karena belum dibenahi pascagempa, 28 September 2018. Penumpang naik kendaraan dari agen bus masing-masing. Namun, armada harus melaporkan jumlah penumpang di terminal.