Anjloknya Kereta Api Lodaya Tambahan relasi Bandung-Solo di Kilometer 192-193 di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/5) sore, mengakibatkan sejumlah kereta datang terlambat ke stasiun tujuan di Daerah Operasional VII dan VIII PT Kereta Api Indonesia. Kedatangan sejumlah kereta terlambat hingga 5 jam, bahkan lebih dari waktu biasanya.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Anjloknya Kereta Api Lodaya Tambahan relasi Bandung-Solo di Kilometer 192-193 di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/5/2019) sore, mengakibatkan sejumlah kereta datang terlambat ke stasiun tujuan di Daerah Operasional VII dan VIII PT Kereta Api Indonesia. Kedatangan sejumlah kereta terlambat hingga 5 jam, bahkan lebih dari waktu biasanya.
Manajer Humas PT KAI Daop VII Madiun Ixfan Hendriwintoko, saat dihubungi, Kamis (30/5/2019), mengatakan, ada empat kereta (KA) yang berasal dari Bandung via Madiun yang terlambat. Keempatnya adalah KA Turangga (Surabaya Gubeng-Bandung), KA Mutiara Selatan (Bandung-Malang), KA Malabar (Bandung-Malang), dan KA Kahuripan (Bandung-Blitar).
KA Kahuripan, misalnya, yang seharusnya tiba di Stasiun Blitar pukul 05.30 baru tiba sekitar pukul 13.00. Begitu pula KA Kahuripan tiba di Blitar baru masuk sekitar pukul 14.00 dari seharusnya 08.30.
”Empat kereta terlambat datang karena perjalannya harus memutar ke utara setelah di jalur Nagreg ada kereta anjlok. Ada perubahan pola perjalanan. Dalam kondisi normal, perjalanan kereta eksekutif dari Bandung menuju Kroya membutuhkan 4 jam. Kalau diputar, nambah lagi 1-2 jam,” ujarnya.
Jika biasanya dari Bandung kereta langsung melalui Tasikmalaya hingga Kroya, lalu ke arah timur menuju kota-kota di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur, setelah ada kereta anjlok perjalanan diubah melalui Purwakarta-Cikampek-Cirebon-Purwokerto-Kroya, baru ke arah timur.
Untuk mengantisipasi keterlambatan, menurut Ixfan, ada beberapa langkah yang dilakukan. Beberapa langkah itu antara lain memanfaatkan rangkaian kereta lain, seperti KA Brantas Tambahan (Kediri-Bandung) untuk membawa penumpang KA Kahuripan dari Stasiun Blitar. Dengan demikian, penumpang tidak akan terlambat berangkat akibat menunggu kereta dari Bandung tiba.
”Persilangan kereta juga diatur sedemikian rupa untuk mengurangi waktu keterlambatan. Satu lagi kegiatan pencucian kereta beda dari biasanya, hanya interior yang dicuci agar tidak membutuhkan waktu lama,” ucapnya.
Dihubungi terpisah, Manajer Humas PT KAI Daop VIII Surabaya Suprapto membenarkan keterlambatan sejumlah kereta yang melintas di wilayahnya. Namun, kondisi jalur yang rusak sudah normal kembali sejak Kamis dini hari.
”Benar ada keterlambatan terutama untuk kereta yang berasal dari Bandung menuju Surabaya, termasuk yang ke Malang. Namun, secara umum di wilayah Daop VIII semua masih bisa terkendali. Atas kejadian ini, kami mohon maaf kepada pengguna kereta akibat peristiwa yang dialami Lodaya,” katanya.