Jumlah Penumpang Kereta Api di Yogyakarta Terus Meningkat
Semakin mendekati Lebaran, jumlah penumpang kereta api terus mengalami peningkatan setiap harinya, di Yogyakarta. Adapun jumlah penumpang yang naik dan turun dari daerah tersebut cenderung berimbang. Daerah tersebut tidak hanya menjadi tujuan mudik, tetapi juga tujuan perantauan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Semakin mendekati Lebaran, jumlah penumpang kereta api terus mengalami peningkatan setiap hari di Yogyakarta. Adapun jumlah penumpang yang naik dan turun dari daerah tersebut cenderung berimbang. Daerah tersebut tidak hanya menjadi tujuan mudik, tetapi juga tujuan perantauan.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (KAI Daop) VI Yogyakarta Eko Budiyanto menyampaikan, peningkatan penumpang itu berlangsung sejak 28 Mei 2019. Peningkatannya terus terjadi secara konsisten setelah hari itu.
”Ini belum mencapai puncaknya. Kami prediksi puncak arus mudik kereta api ini terjadi pada 1-2 Juni 2019,” ujarnya, saat ditemui di Stasiun Yogyakarta, Yogyakarta, Jumat (31/5/2019).
Menurut data dari PT KAI Daop VI Yogyakarta, sejak Minggu (26/5/2019) hingga Jumat (31/5/2019) siang, terdapat 48.338 penumpang yang turun di Stasiun Yogyakarta. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan tahun 2018 yang tercatat 46.575 penumpang.
Yogyakarta adalah titik tengah. Daerah tujuannya cukup beragam. Ada yang menuju ke Jawa Barat, Jawa Timur, sampai DKI Jakarta. Dari segala arah. Kota ini jadi kota wisata dan kota pendidikan juga. Jadi, memang kota ini menjadi tujuan mudik dan perantauan.
Di Stasiun Lempuyangan, peningkatan penumpang juga terjadi dalam kurun waktu yang sama. Hingga Jumat ini, tercatat ada 25.142 penumpang yang telah turun di stasiun tersebut. Pada 2018, jumlah penumpang yang turun dalam periode yang sama 20.873 orang.
Hal serupa berlaku pada jumlah calon penumpang yang naik dari kedua stasiun itu. Di Stasiun Yogyakarta, mulai Minggu hingga Jumat (26-31/5/2019), ada 49.898 calon penumpang yang naik dari stasiun tersebut. Pada 2018, jumlah calon penumpang yang naik dari stasiun tersebut 44.611 orang.
Kondisi tersebut juga berlaku di Stasiun Lempuyangan. Ada 33.114 calon penumpang yang naik dari stasiun tersebut hingga Jumat ini. Jumlahnya meningkat sekitar 3.000 orang dibandingkan dengan tahun 2018, yang mencatatkan angka 30.052 penumpang.
Berimbang
Eko mengatakan, selisih antara jumlah penumpang yang naik dan turun cukup berimbang. Tidak ada selisih yang terlalu banyak. Kondisi ini dimungkinkan karena daerah tersebut berada di tengah-tengah Pulau Jawa. Daerah itu pun juga menjadi daerah tujuan mudik sekaligus tujuan perantauan.
”Yogyakarta adalah titik tengah. Daerah tujuannya cukup beragam. Ada yang menuju ke Jawa Barat, Jawa Timur, sampai DKI Jakarta. Dari segala arah. Kota ini jadi kota wisata dan kota pendidikan juga. Jadi, memang kota ini menjadi tujuan mudik dan perantauan,” kata Eko.
Eko menyampaikan, tiket untuk arus mudik dan balik selama Lebaran ini telah terjual 75 persen. ”Tiket untuk tanggal favorit sudah hampir habis terjual. Itu untuk periode 8-15 Juni 2019,” kata Eko.
Selain itu, Eko mengatakan, arus balik bagi pengguna kereta api diprediksi terjadi mulai 8 Juni. Arus balik tersebut diperkirakan bakal berlangsung hingga 15-16 Juni 2019.
Tiket untuk tanggal favorit sudah hampir habis terjual. Itu untuk periode 8-15 Juni 2019.
Kondisi berbeda terdapat pada layanan transportasi penerbangan. Jumlah penumpang dalam masa Lebaran tahun ini diprediksi menurun hingga 19,7 persen dibandingkan dengan tahun 2018.
Sebelumnya, General Manager Bandara Internasional Adisutjipto PT Angkasa Pura I Agus Pandu Purnama memperkirakan, puncak arus mudik itu terjadi pada lima hari sebelum perayaan Lebaran. Adapun jumlah penumpang yang diprediksi menggunakan angkutan udara 22.987 orang per hari. Pada tahun 2018, jumlah penumpang pada masa mudik Lebaran itu mencapai 28.000 penumpang per hari.