Penjualan oleh-oleh khas Kota Palu, Sulawesi Tengah, yakni bawang goreng, meningkat dalam seminggu terakhir seiring meningkatnya permintaan warga untuk oleh-oleh mudik Lebaran.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Penjualan oleh-oleh khas Kota Palu, Sulawesi Tengah, yakni bawang goreng, meningkat dalam seminggu terakhir seiring meningkatnya permintaan warga untuk oleh-oleh mudik Lebaran. Produksi bawang goreng dan minat pembeli tak terpengaruh karena bencana gempa bumi September tahun lalu.
Di Usaha Bawang Goreng Hj Mbok Sri di Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, volume penjualan meningkat dua kali lipat. ”Pada hari biasa, penjualan hanya 300 bungkus bawang goreng berbagai bobot. Dalam seminggu terakhir, penjualan mencapai 600 bungkus,” kata Adi Wahyu (19), petugas pemasaran Usaha Bawang Goreng Hj Mbok Sri di Palu, Jumat (31/5/2019).
Bawang goreng merupakan oleh-oleh khas Lembah Palu. Bawang goreng dikreasi dari bawang batu, bawang yang ditanam khusus untuk membuat bawang goreng. Selain sebagai bumbu masakan, bawang goreng Palu juga bisa jadi camilan karena renyah dan gurih.
Pelaku usaha bawang goreng biasanya menjual dalam kemasan 100 gram dan 150 gram dengan harga masing-masing Rp 30.000 dan Rp 45.000 per bungkus. Terdapat sekitar 50 unit usaha bawang goreng di Palu.
Saat menyambangi gerai penjualan Usaha Bawang Goreng Hj Mbok Sri, pembeli tampak berjubel untuk membeli bawang goreng. Mereka umumnya hendak mudik ke luar Sulteng, seperti Pulau Jawa dan Kalimantan.
Wahyu mengatakan, pada hari biasa, pembeli ramai dari pagi hingga pukul 14.00 Wita. Namun, dalam seminggu terakhir, pembeli memadati gerai hingga malam hari.
Wahyu menambahkan, meningkatnya volume penjualan disokong dengan meningkatnya pasokan bawang batu dari petani di Kabupaten Sigi. Produksi bawang batu tak terpengaruh dengan bencana gempa delapan bulan lalu. Minat pembeli juga berbanding lurus.
Peningkatan penjualan juga terjadi di Usaha Bawang Goreng Sri Rejeki di Kelurahan Lolu Selatan, Palu Timur. Meskipun tak menyebutkan jumlah penjualan, Yani (35), petugas bagian pemasaran, menyatakan ada kenaikan penjualan jelang Lebaran. Pihaknya juga menyiapkan stok penjualan untuk hari-hari sesudah Lebaran.
Irman (34), pegawai swasta yang hendak mudik ke Pulau Jawa, menyatakan, bawang goreng selalu menjadi oleh-olehnya saat pulang kampung. Tak hanya untuk keluarga, ia juga membeli untuk teman dan tetangganya.