Banjir Morowali Utara Mulai Surut, Warga Berharap Langkah Mitigasi
Banjir yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Minggu (2/6/2019) mulai surut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat masih menghitung kerugian akibat banjir yang melanda setidaknya 15 desa tersebut. Warga berharap pemerintah mengupayakan proyek mitigasi bencana.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Banjir yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Minggu (2/6/2019), mulai surut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat menghitung kerugian banjir yang melanda setidaknya 15 desa tersebut. Warga berharap pemerintah mengupayakan proyek mitigasi bencana.
Tiga kecamatan yang dilanda banjir adalah Mamosalato, Baturube, dan Soyojaya. Banjir terjadi sepanjang Sabtu (1/6) dipicu hujan lebat pada Jumat (31/5). Genangan air meningkat karena dari laut secara bersamaan terjadi gelombang pasang.
Desa-desa yang dilanda banjir kebanyakan berada di pinggir laut, dekat alur sungai dan lembah. Tiga kecamatan tersebut dijangkau hanya melalui jalur laut dari Kolonodale, ibu kota Morowali Utara.
”Air sudah surut pada Minggu pagi. Sebagian besar warga kembali ke rumah untuk membersihkan rumah masing-masing,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Morowali Utara Nimrod Tandi saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Minggu (2/7/2019).
Nimrod menambahkan, sebagian besar ruas jalan penghubung antardesa juga sudah bisa dilalui. Masih ada dua desa yang digenangi air, yakni satu desa di Kecamatan Baturube dan satunya lagi di Soyojaya.
Sebagian besar ruas jalan penghubung antardesa juga sudah bisa dilalui. Masih ada dua desa yang digenangi air, yakni satu desa di Kecamatan Baturube dan satunya lagi di Soyojaya.
Tim BPBD Morowali Utara sedang mendata kerusakan dan kerugian akibat banjir. Pendataan menyasar fasilitas publik, seperti sekolah dan puskesmas, rumah warga, dan jalan. Ada laporan sejumlah rumah warga di pinggir pantai hanyut.
Nimrod belum bisa memaparkan kerusakan lahan pertanian akibat banjir tersebut. Yang jelas, di tiga kecamatan itu terdapat sawah dan kebun hortikultura. ”Tim sedang mendata di lapangan,” ucapnya.
Ikhtiarsyah (38), warga Desa Baturube, membenarkan banjir sudah surut. Warga bahu-membahu membersihkan rumah yang sebelumnya tergenang banjir.
Selanjutnya, ia berharap pemerintah mencarikan solusi atas banjir yang hampir setiap tahun terjadi di Mamosalato, Baturube, dan Soyojaya. Harus ada upaya mitigasi permanen.
”Salah satunya normalisasi sungai disertai pembangunan bronjong. Di pinggir laut mesti dibangun tanggul agar bisa menahan air pasang. Kami pusing dengan banjir yang sering terjadi tanpa solusi," katanya. Pada 2007, banjir bandang disertai longsor melanda Baturube. Banyak warga menjadi korban.
Warga berharap normalisasi sungai disertai pembangunan bronjong. Di pinggir laut mesti dibangun tanggul agar bisa menahan air pasang.
Selain di Morowali Utara, banjir juga melanda tiga kecamatan di Kabupaten Banggai, yakni Toili, Toili Barat, dan Moilong, Sabtu. Air yang menggenangi rumah warga sudah surut. Warga sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah dari material yang terbawa air, seperti lumpur dan batu kerikil.
Banjir diperkirakan masih membayangi Sulteng dalam waktu ke depan. Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan lebat melanda Sulteng, 1-3 Juni. Saat berita ini ditulis, hujan lebat mengguyur Kota Palu, Sulteng.