Jumlah penumpang kereta api untuk semua kelas sejak H-10 sampai H-4 Lebaran di wilayah PT Kereta Api Daerah Operasional 8 Surabaya tahun ini naik 24 persen dibandingkan tahun lalu. Kondisi ini salah satunya dipengaruhi mahalnya harga tiket pesawat sejak awal tahun.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Jumlah penumpang kereta api untuk semua kelas sejak H-10 sampai H-4 Lebaran di wilayah PT Kereta Api Daerah Operasional 8 Surabaya tahun ini naik 24 persen dibandingkan tahun lalu. Kondisi ini salah satunya dipengaruhi mahalnya harga tiket pesawat sejak awal tahun.
Pada masa mudik Lebaran tahun 2018 terdapat 203.932 penumpang, sedangkan sejak 26 Mei sampai 1 Juni 2019 tercatat 252.582 penumpang.
Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Suprapto, Minggu (2/6/2019), mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab lonjakan cukup tinggi penumpang kereta pada musim mudik tahun ini. Salah satunya terkait harga tiket pesawat yang mahal. Selain itu, juga karena penambahan rangkaian kereta api. Lebaran tahun ini, Daop 8 menambah delapan rangkaian kereta Ekstra Lebaran.
”Sejak H-10 sampai H-4 Lebaran, jumlah penumpang tertinggi terjadi pada tanggal 30 Mei-1 Juni, yakni berada di atas 40.000 orang dalam sehari untuk penumpang naik. Sementara penumpang turun di atas 31.000 orang. Beberapa stasiun dengan jumlah penumpang terbanyak adalah Surabaya Gubeng, Surabaya Pasar Turi, Malang, dan Wonokromo,” katanya.
Sementara itu, data penumpang sementara pada H-3 Lebaran atau Minggu (2/6) hingga pukul 11.17 terdapat penumpang naik sebanyak 34.887 orang dan penumpang turun 26.039 orang. Suprapto memperkirakan, puncak arus mudik akan terjadi pada H-4, Lebaran hari kedua, dan H+3 Lebaran dengan jumlah rata-rata penumpang mencapai 25.000 per hari untuk jarak menengah dan jauh.
Suprapto menambahkan, untuk makin meningkatkan animo masyarakat menggunakan kereta dari Surabaya dengan tujuan Jember dan Banyuwangi, Daop 8 menurunkan tarif sejumlah kereta, seperti KA Ranggajati relasi Surabaya-Jember dari Rp 480.000 menjadi Rp 200.000 (kelas eksekutif) dan Rp 410.000-Rp 150.000 (bisnis). Adapun KA Wijayakusuma relasi Surabaya-Banyuwangi harga tiketnya diturunkan dari Rp 405.000 menjadi Rp 200.000 untuk kelas eksekutif dan Rp 320.000 menjadi Rp 140.000 untuk kelas bisnis.
M Handoyo (27), salah satu penumpang kereta api Tawangalun relasi Malang-Banyuwangi, mengatakan, dirinya mendapatkan tiket mudik gratis untuk keberangkatan pada Minggu (2/6) menuju Banyuwangi. ”Saya pesan tiket sejak awal April lalu. Saat itu, kalau tidak salah ada 280 tempat duduk yang tersedia dan kursi yang terpesan baru sekitar 70 buah,” ujarnya.
Menurut Handoyo, dirinya memilih kereta sebagai moda transportasi mudik karena cepat, hanya sekitar 6-7 jam sampai Banyuwangi. Selain itu, juga nyaman dan masih mendapatkan tempat duduk secara cuma-cuma. Pegawai swasta di Malang ini mengatakan selalu menggunakan kereta api saat kembali ke kampung halaman.