Dua hari menjelang Lebaran, harga sejumlah komoditas pangan di Palembang, Sumatera Selatan, masih tinggi. Kenaikan itu terjadi pada sayur-mayur, daging ayam, dan daging sapi segar. Namun, kondisi ini tidak mengurangi tingkat permintaan masyarakat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Dua hari menjelang Lebaran, harga sejumlah komoditas pangan di Palembang, Sumatera Selatan, masih tinggi. Kenaikan itu terjadi pada sayur-mayur, daging ayam, dan daging sapi segar. Namun, kondisi ini tidak mengurangi tingkat permintaan masyarakat.
Pantauan Kompas di Pasar KM 5 Palembang, Senin (3/6/2019), menunjukkan, harga cabai merah naik dari Rp 20.000 per kilogram menjadi Rp 60.000 per kilogram. Harga cabai rawit juga serupa, naik dari Rp 27.000 per kg menjadi Rp 50.000 per kg. Tak ketinggalan juga daging ayam, dari Rp 28.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg.
Yuni Septiani (35), pedagang sayur, mengatakan, kenaikan harga sejumlah komoditas disebabkan keterbatasan barang di Pasar Induk Jakabaring, Palembang. ”Walau harga naik, tetap saja yang beli tetap tinggi,” katanya.
Pedagang ayam Mirudin (53) mengatakan, harga ayam naik perlahan sejak satu minggu terakhir. ”Awalnya sekitar Rp 28.000 per kg. Setiap hari ada kenaikan, hingga hari ini Rp 40.000 per kg,” katanya.
Solihin (37), pedagang daging sapi, mengatakan, harga daging sapi juga naik sejak tiga hari lalu. Harga daging sapi awalnya Rp 120.000 per kg kini Rp 140.000 per kg. ”Kami menaikkan harga karena di rumah pemotongan hewan di Gandus Palembang juga sudah naik,” katanya.
Kenaikan harga juga terjadi di Pasar Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, dengan kisaran harga yang tidak jauh berbeda. Yutimah (50), warga Sungai Lilin, mengatakan, harga hampir semua komoditas pangan naik.
Akan tetapi, menurut dia, hal ini sangat wajar karena terjadi hampir setiap tahun. Walau harga naik, dirinya tetap akan membeli sejumlah kebutuhan pangan yang bakal disediakan pada hari Lebaran.
Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Yustianus mengatakan, kenaikan harga terjadi karena mekanisme pasar, yakni hukum pasokan dan permintaan.
”Semakin banyak permintaan, maka harganya semakin tinggi,” katanya. Menurut dia, pasokan sejumlah komoditas tergolong aman dan tidak ada permasalahan berarti pada distribusi.
Yustianus mengatakan, harga akan kembali normal pada lima hari setelah Lebaran. Kenaikan di pasar sepanjang masih bisa ditoleransi tentu tidak akan jadi permasalahan besar. ”Mekanisme pasar boleh terjadi, tapi jangan merugikan pedagang dan memberatkan konsumen,” katanya.
Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan, memang ada kenaikan harga tapi lebih bersifat transaksional. Srie mengatakan, kenaikan harga ini memang terjadi karena mekanisme pasar, tidak ada ulah spekulan. Secara rata-rata, kenaikan harga sekitar 15 persen.
Menurut Srie, ada 11 komoditas pangan yang diperhatikan. Kenaikan harga beberapa komoditas masih dalam level wajar. Bahkan harga beberapa komoditas lainnya tergolong stabil, seperti beras, minyak goreng, gula, dan bawang. Srie mengatakan, jika dibandingkan dengan tahun lalu, kenaikan harga tahun ini masih cukup terkendali.