Warga Batam, Kepulauan Riau, berharap momentum Idul Fitri menjadi pengingat bagi bagi para elite politik untuk kembali bersatu membangun negeri. Ikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan warga tidak boleh dilupakan karena terlalu sibuk saling sikut saat berebut kuasa.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS – Warga Batam, Kepulauan Riau, berharap momentum Idul Fitri menjadi pengingat bagi para elite politik untuk kembali bersatu membangun negeri. Ikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan warga tidak boleh dilupakan karena terlalu sibuk saling sikut saat berebut kuasa.
Pada Selasa malam (4/6/2019), lebih dari 2.000 warga turun ke jalan untuk mengikuti pawai takbir untuk menyambut Idul Fitri 1440 Hijriah. Sekitar 380 kendaraan roda empat dihias dengan berbagai pernak-pernik Ramadan untuk menambah semarak peringatan hari raya umat Islam tersebut.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, antusiasme warga yang lebur dalam kegembiraan pawai tersebut menjadi pengingat bagi para pemimpin untuk segera bekerja melayani masyarakat. Laku puasa selama 30 hari diharapkan membersihkan hati dari segala sekat yang masih merintangi.
“Saya yakin, kalau hati sudah bersih dan niat tumbuh murni proses pembangunan akan bergerak lebih cepat. Itu harapan kami semua sebagai warga Batam,” kata Rudi.
Sejak mulai memasuki bulan puasa, pemerintah dan tokoh masyarakat setempat telah melakukan berbagai kegiatan agar persatuan di pulau berjuluk dataran madani itu bisa terjaga. Semua pihak yang bersaing pada Pemilu 2019 didorong segera rekonsiliasi demi kepentingan warga.
Kepala Kepolisian Resor Kota Batam-Rempang-Galang (Barelang) Komisaris Besar Hengki berharap warga Batam semakin mawas diri setelah melalui fase terjal berjuang untuk memelihara persatuan setelah pemilu usai berlangsung. “Semoga pengalaman ini membuat semua warga Batam menjadi semakin matang dan dewasa,” ujarnya.
Sejumlah warga yang turut hadir meramaikan pawai takbir juga mengharapkan hal yang sama. Mereka menginginkan Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan Batam dapat bekerja sama meningkatkan geliat perekonomian di Batam yang selama tiga tahun terakhir melambat.
“Harapan kami sederhana saja, harga bahan pokok murah dan lapangan kerja banyak. Intinya, kami sudah bosan melihat kekacauan (sesudah) pemilu. Kami ingin pemerintah fokus mengurusi rakyat,” kata Martono (57).
Rudi mengatakan, perekonomian Batam belakangan menunjukkan tanda-tanda kembali membaik. Salah satu indikatornya adalah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. Tahun lalu, jumlahnya mencapai 11,8 juta orang. Sejumlah investor asing saat ini juga telah menyatakan minat membuka industri baru di pulau tersebut.
Menurut dia, pawai takbir itu adalah salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan minat wisatawan datang ke Batam. “Tahun lalu pertumbuhan jumlah wisatawan cukup menggembirakan. Tahun ini beberapa program telah dirancang agar jumlah wisatawan terus meningkat,” katanya.