Warga Muslim Diajak Beramal Soleh di Tengah Umat Non-Muslim
Ribuan umat Muslim di Kota Kupang melaksanakan shalat Idul Fitri di lapangan TNI AU El Tari, Kupang, dan lapangan Polda Nusa Tenggara Timur, Rabu (5/6/2019). Umat Muslim harus beramal soleh di tengah ketidakberdayaan sesama umat lain di sekitar. Perbuatan amal soleh lahir dari sikap penghayatan iman yang benar akan Allah Yang Maha Suci, Maha Pengasih, dan Penyayang.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Ribuan umat Muslim di Kota Kupang merayakan shalat Idul Fitri di sejumlah lokasi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (5/6/2019). Umat Muslim harus beramal soleh di tengah ketidakberdayaan sesama umat lain di sekitar. Perbuatan amal soleh lahir dari sikap penghayatan iman yang benar akan Allah Yang Maha Suci, Maha Pengasih, dan Penyayang.
Khotib sekaligus imam pada shalat Id 1440 H berjemaah di Hanggar TNI Angkatan Udara Bandara El Tari, Kupang, tersebut yaitu Ustaz Zainur Abdullah, dan dihadiri sekitar 3.000 umat Muslim. Shalat dimulai pukul 06.00-07.30 Wita. Hadir pada shalat Id 1440 H tersebut mayoritas umat Muslim yang menetap di Kota Kupang dan berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha.
Umat Muslim dari empat kelurahan di sekitar Bandara El Tari pada pukul 05.30 mulai berdatangan ke lapangan Hanggar TNI AU Bandara El Tari. Mereka membawa sajadah dan mukena bagi kaum perempuan. Kaum pria mengenakan sarung, peci, baju bersih atau baju koko.
Umat Muslim datang dalam rombongan keluarga masing-masing, penuh semarak dalam penampilan. Mereka langsung mengambil posisi duduk di lapangan Hanggar TNI AU El Tari yang sudah disiapkan panitia. Shalat Id pada kali ini lebih sederhana. Tidak ada tulisan shalat Id, lengkap dengan nama imam dan khotib, yang dipajang di pintu masuk Hanggar TNI AU seperti pada beberapa shalat Id sebelumnya.
Mereka dengan khusyuk dan penuh konsentrasi mencerna khotbah yang disampaikan Khotib Zainur. Namun, karena tempat kurang memadai, sebagian umat terpaksa duduk di luar lapangan hanggar.
Berdasarkan pengamatan Kompas di Hanggar TNI AU Kupang, puluhan umat Muslim yang terlambat datang ke tempat shalat berjemaah memilih pulang lebih awal. Sebelumnya, mereka menyempatkan berfoto bersama dan berswafoto dengan latar sesama umat Muslim yang sedang melakukan shalat Id berjemaah.
Dalam khotbahnya, Ustaz Zainur mengatakan, umat Muslim yang datang terlambat pada shalat Id 1440 H sengaja melakukan itu. Setiap suara azan berkumandang, dengan sendirinya mengajak umat bergegas menjalankan kewajiban shalat, apalagi shalat Id.
”Ada yang berpikir shalat di rumah pun sama makna dengan shalat berjemaah. Pandangan ini keliru. Shalat berjemaah itu jauh lebih bermakna di hadapan Allah dibandingkan shalat sendiri di rumah. Shalat Id berjemaah mengumandangkan kebesaran dan kekuasaan Allah bersama seluruh alam jagat raya, sekaligus bersyukur bersama atas kemenangan melawan berbagai sikap jahat di hadapan Allah SWT,” tutur Zainur.
Zainur mengajak umat Muslim di Kota Kupang agar selalu beramal soleh terhadap sesama lain, tempat di mana umat Muslim hidup dan bekerja. Sifat-sifat Allah Yang Maha Penyayang, Pengasih, dan Maha Pengampun wajib ditiru atau dilaksankan semua umat Muslim. Sifat Allah itu tidak membedakan agama, suku, dan asal usul.
Ada yang berpikir, shalat di rumah pun sama makna dengan shalat berjemaah. Pandangan ini keliru. Shalat berjemaah itu jauh lebih bermakna di hadapan Allah dibandingkan shalat sendiri di rumah. Shalat Id berjemaah mengumandangkan kebesaran dan kekuasaan Allah bersama seluruh alam jagat raya, sekaligus bersyukur bersama atas kemenangan melawan berbagai sikap jahat di hadapan Allah SWT.
Shalat Id tersebut berlangsung sekitar 1,5 jam. Meskipun sebagian besar adalah warga dari luar NTT, mereka sangat kental berkomunikasi dalam bahasa Kupang, terutama di kalangan anak-anak muda Muslim.
Sedangditantang
Sementara di lapangan Polda NTT, Khotib Isyak Reyner Leryk mengatakan, umat Muslim saat ini sedang ditantang untuk melakukan kebaikan terhadap sesama atau sebaliknya mengikuti godaan hawa nafsu yang cenderung ingin menang sendiri dan bertindak sesuai kepentingan pribadi atau kelompok. Ia mengajak umat Muslim yang ada di NTT untuk mengambil bagian dalam pembangunan bersama pemerintah daerah dan masyarakat berbeda agama, suku, dan adat istiadat.
Umat Muslim diajak untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan dalam hidup, termasuk sesama saudara non-Muslim. Dalam Islam, perbuatan baik tidak hanya ditujukan kepada kelompok atau golongan tertentu, tetapi perbuatan baik menyerupai sifat-sifat Allah.
Di hadapan sekitar 3.000 umat Muslim, Leryk mengatakan, Allah SWT mengundang umat Muslim hadir di NTT bukan secara kebetulan. Ada rencana besar dari Allah, yaitu membangun masyarakat yang adil dan berkecukupan hidup.
Selain shalat di dua tempat ini, shalat Id 1440 H pun dilaksanakan di lapangan Latsitarda Oesapa Kupang dan Masjid Raya Anu’rhudda Namosaen Kupang, Halaman Korem 161/Kupang, dan Masjid Abdurrahman di Tenau Kupang.
Ketua Panitia Hari Besar Islam Kota Kupang Ambo mengatakan, rencana malam takbiran keliling Kota Kupang oleh kelompok pemuda lintas agama ditunda ke tahun 2020. Alasan utama penundaan acara itu adalah keamanan kota, kondisi negara belum aman benar, dan perayaan Idul Fitri sebagian umat merayakannya pada 4 Juni dan sebagian umat merayakannya menurut pemerintah, yaitu pada 5 Juni.
Panitia telah menyurati Kepala Polres Kupang mengenai penundaan acara tersebut. Hal itu dilakukan meskipun sebelumnya semua pihak bersedia mengamankan situasi. Akan tetapi, setelah pihak panitia dan berbagai kelompok masyarakat melakukan pertemuan bersama, disepakati takbir akbar ditiadakan.
”Malam takbir akbar diganti dengan takbir dan ceramah di masjid-masjid pada malam hari. Jadi, masyarakat yang sudah berkumpul untuk takbir akbar tetap melakukan kegiatan itu, tetapi di dalam masjid,” kata Ambo.