Arus balik dari Sumatera ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung, mulai ramai. Pada H+2 Lebaran atau Jumat (7/6/2019), sebanyak 57.017 penumpang dan 11.489 kendaraan telah menyeberang ke Pelabuhan Merak, Banten.
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Arus balik dari Sumatera ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung, mulai ramai. Pada H+2 Lebaran atau Jumat (7/6/2019), sebanyak 57.017 penumpang dan 11.489 kendaraan telah menyeberang ke Pelabuhan Merak, Banten.
Berdasarkan pantauan Kompas sepanjang Jumat, suasana di Pelabuhan Bakauheni ramai. Akan tetapi, aktivitas pelayanan masih lancar. Tidak terjadi antrean panjang baik di loket pembelian tiket maupun area tunggu muat. Jadwal tunggu muat ke kapal satu jam hingga dua jam, masih lebih cepat dibandingkan saat arus mudik di Pelabuhan Merak dengan lama tunggu naik ke kapal sampai empat jam.
Data dari PT Ferry Indonesia Cabang Bakauheni, sejak Kamis pukul 08.00 hingga Jumat pukul 08.00, jumlah penumpang dari Bakauheni ke Merak sebanyak 57.017 orang dan kendaraan 11.480 unit. Diprediksi puncak arus balik di Bakauheni berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 8-9 Juni.
Penumpang yang berangkat Jumat ini umumnya pekerja pabrik dan swasta. Sebab, sebagian pekerja pabrik pada Minggu mulai masuk kerja, sedangkan pegawai pemerintah mulai masuk kerja pada Senin.
Pekerja pabrik liburnya lebih pendek.
Gilang, warga Lampung yang bekerja sebagai buruh pabrik di Tangerang, menuturkan, dirinya terpaksa balik pada Jumat karena Minggu sudah mulai bekerja. Dia hanya mendapatkan cuti libur selama tiga hari, yakni 6-8 Juni, dan pada 9 Juni mulai bekerja. ”Pekerja pabrik liburnya lebih pendek,” kata Gilang.
Susi, warga Metro, Lampung, karyawan bank di Jakarta, balik lebih cepat agar ada waktu untuk istirahat sebelum memulai kerja. Selain itu, dirinya balik lebih cepat untuk menghindari kepadatan arus puncak.
Mulai mengalir
Direktur PT Ferry Indonesia Ira Puspadewi menuturkan, arus balik mulai mengalir, tetapi diprediksi Sabtu dan Minggu merupakan masa puncak. Untuk mengantisipasi penumpukan penumpang, akan diterapkan langkah seperti yang diterapkan saat arus mudik di Merak.
”Perbedaan tarif pada siang dengan malam hari tetap dilakukan agar penyebaran penumpang lebih merata,” kata Ira.
Kendaraan golongan I yang berangkat pada siang hari mendapatkan diskon 10 persen dari tarif normal, sebaliknya kendaraan yang berangkat pada malam hari dikenai kenaikan tarif 10 persen.
Perbedaan tarif pada siang dengan malam hari tetap dilakukan agar penyebaran penumpang lebih merata.
Ira menambahkan, sebagian kapal dari Merak kembali ke Bakauheni dalam keadaan kosong agar penumpang lebih cepat diangkut. Strategi ini pernah dilakukan saat arus mudik di Merak dan hasilnya cukup efektif. Pemisahan jalur kendaraan roda empat dengan sepeda motor juga kembali diterapkan.
Pada Lebaran tahun ini, ada perubahan pola mudik dan balik. Jika tahun-tahun sebelumnya penumpang membeludak pada malam hari, kini lebih merata. Bahkan, pada beberapa hari saat arus mudik, penumpang pada siang lebih banyak dibandingkan malam.
Menurut Ira, keberadaan Jalan Tol Trans-Sumatera membuat sebagian pemudik memilih berangkat siang karena perjalanan darat ke kota kian mudah.