Satu Mayat diduga anak buah kapal KM Lintas Timur ditemukan di perairan Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, Sabtu (8/6/2019). Tim masih mencari sisa 16 kru kapal.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Satu mayat diduga anak buah kapal KM Lintas Timur ditemukan di perairan Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, Sabtu (8/6/2019). Tim masih mencari sisa 16 kru kapal.
Mayat lengkap dengan pelampung berwarga oranye ditemukan nelayan sekitar 9 kilometer dari pantai Desa Bolulung, Kecamatan Bulagi Utara, Kabupaten Bangggai Kepulauan sekitar pukul 10.30 Wita. Ciri mencolok mayat terdapat tato di lengan kanan, memakai baju dan celana pendek hitam. Kulit korban saat ditemukan sudah memutih semua dengan memar di bagian punggung.
KN SAR Bhisma lalu datang mengevakuasi jenazah. Saat ini korban diidentifikasi di RSUD Luwuk.
”Proses identifikasi segera dilakukan dengan mencocokkan data yang sudah kami kantongi dengan ciri-ciri mayat serta pengambilan sampel DNA,” kata Kepala Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu Basrano di Palu, Sabtu (8/6/2019).
Dengan ditemukannya satu korban tersebut, tim SAR masih mencari sisa 16 ABK KM Lintas Timur. Satu ABK ditemukan pada Selalu lalu dalam keadaan selamat mengambang di laut. Ia ditemukan setelah empat hari kapal tenggelam. Ia dievakuasi kapal yang melintas di lokasi kejadian.
KM Lintas Timur yang mengangkut semen tenggelam di perairan antara Banggai Laut, Banggai, dan Banggai Kepulauan, Sabtu lalu. Kapal berbobot 1.720 gros ton tersebut mengangkut 18 anak buah kapal. Satu orang selamat setelah terapung selama empat hari. Ia dievakuasi oleh kapal yang melintas di sekitar. Ia saat ini dirawat intensif di RSUD Banggai.
Proses identifikasi segera dilakukan dengan mencocokkan data yang sudah kami kantongi dengan ciri-ciri mayat serta pengambilan sampel DNA.
KM Lintas Timur bertolak dari Bitung, Sulawesi Utara, menuju Morowali, Sulteng. Kapal sempat mengalami mati listrik di Bitung. Setelah diperbaiki, kapal melanjutkan perjalanan hingga terjadi kecelakaan.
Hari kelima
Pencarian pada Sabtu ini merupakan hari kelima operasi berlangsung. Personel yang terlibat pencarian sekitar 100 orang dengan armada KN SAR Bhisma, Helikopter Superpuma dari Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, dan sejumlah kapal cepat milik kepolisian.
Berdasarkan standar SAR, operasi berlangsung selama tujuh hari. Itu berarti, operasi akan berakhir pada Senin (10/6/2019) karena operasi dimulai pada Selasa lalu. Operasi bisa diperpanjang tiga hari berikutnya.
Pada Jumat (7/6/2019), Yusuf Wijaya (50), kerabat nakhoda KM Lintas Timur Matita Putty Marthinus, mendatangi kantor Basarnas Kantor Pencarian dan Petolongan Palu. Ia berharap tim SAR menemukan para korban kapal tenggelam.
Yusuf mengaku pihak keluarga baru mengetahui kapal yang dikomandoi Matita mengalami kecelakaan laut setelah adanya informasi satu ABK ditemukan dalam kondisi kritis pada Selasa. Yusuf datang dari Monokwari, Provinsi Papua Barat. Ia diberi tahu oleh menantu korban yang saat ini tinggal di Jakarta. Matita berasal dari Ambon, Maluku.