Hari Terakhir Libur, Bandara Internasional Minangkabau Dipadati Penumpang
Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, dipadati para penumpang pada H+3 Idul Fitri 1440 Hijriah, Minggu (9/6/2019). Masa puncak arus balik di bandara diperkirakan Sabtu kemarin dan Minggu ini karena merupakan hari terakhir libur Lebaran.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG PARIAMAN, KOMPAS - Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, dipadati para penumpang pada H+3 Idul Fitri 1440 Hijriah, Minggu (9/6/2019). Masa puncak arus balik di bandara diperkirakan Sabtu kemarin dan Minggu ini karena merupakan hari terakhir libur Lebaran.
Ratusan penumpang dan para pengantar memadati sekitar pintu keberangkatan Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Minggu sore. Antrean penumpang yang melewati proses pemeriksaan di pintu keberangkatan sempat mencapai sekitar 25 meter.
Ratusan penumpang yang hendak berangkat, baru datang, maupun keluarganya juga memadati kursi-kursi tunggu di bandara. Sebagian lainnya ada yang terpaksa duduk di trotoar dan taman untuk menunggu atau beristirahat.
Amel (23), penumpang yang hendak kembali ke Jakarta, mengaku, sengaja berangkat Ahad ini karena merupakan hari terakhir masa Liburan bagi aparatur sipil negara. "Hari ini terakhir libur. Besok sudah harus masuk kerja. Kalau tidak, bisa kena sanksi," kata Amel.
Berdasarkan data di Posko Terpadu Angkutan Lebaran 2018 BIM, hingga pukul 17.30, total pergerakan penumpang domestik ataupun internasional pada H+3 sebanyak 4.863 orang dari 31 penerbangan, yaitu berangkat 3.166 orang dan datang 1.697 orang. Sementara itu, pada H+2 atau Sabtu (8/6), total pergerakan penumpang 12.323 orang dari 86 penerbangan, yaitu berangkat 6.724 orang dan datang 5.599 orang.
Adapun lonjakan penumpang arus balik mulai terlihat sejak H+1 Lebaran. Total pergerakan penumpang pada Jumat (7/6) sebanyak 9.109 orang dari 62 penerbangan, yaitu berangkat 4.521 orang dan datang 4.588 orang. Angka tersebut meningkat dibandingkan H1 dan H2 Lebaran dengan total pergerakan penumpang secara berurutan 5.907 orang dari 65 penerbangan dan 7.413 orang dari 66 penerbangan.
Officer In Charge Posko Terpadu Angkutan Lebaran 2019 BIM Wendy Ardian memperkirakan, puncak arus balik berlangsung hari ini (H+3) ataupun kemarin (H+2). Sebab, Sabtu dan Minggu ini merupakan hari-hari terakhir masa libur Lebaran bagi para pegawai, terutama ASN. "Senin, para pegawai sudah mulai masuk kerja," kata Wendy.
Adapun puncak arus mudik sebelumnya terjadi H-6 Lebaran. Total pergerakan penumpang mencapai 11.223 orang dari 81 penerbangan, yaitu berangkat 4.163 orang dan datang 7.060 orang.
Ditambahkan Wendy, secara keseluruhan, jumlah pergerakan penumpang pada mudik tahun ini rata-rata turun sekitar 30 persen dibandingkan periode 2018. Kondisi itu diduga akibat kenaikan signifikan harga tiket pesawat sejak Januari 2019. Para penumpang beralih ke moda transportasi darat untuk pulang ke kampung halaman.
Jumlah pergerakan penumpang tertinggi pada arus mudik 2018 mencapai 14.899 orang pada H-6 Lebaran. Sementara itu, pergerakan penumpang tertinggi pada arus balik 2018 mencapai 17.458 orang pada H+9.
Mudik dan liburan
Meskipun sudah memasuki fase arus balik, jumlah kedatangan, kata Wendy, masih relatif tinggi. Para penumpang yang datang diperkirakan adalah pemudik yang belum sempat pulang ataupun warga yang baru kembali dari liburan.
Toni masih bekerja saat malam takbiran. Penjual pakaian itu tidak mau kehilangan momen ramainya pembeli pada hari terakhir menjelang Lebaran.
Toni (27), perantau Minang yang mudik dari Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengaku, baru pulang kampung karena masih bekerja saat malam takbiran. Penjual pakaian itu mengaku, tidak mau kehilangan momen ramainya pembeli pada hari terakhir menjelang Lebaran.
"Habis malam takbiran saya masih menghitung uang dagangan. Sekarang baru bisa pulang kampung," kata Toni.
Sementara itu, Evi (50), ASN di Kabupaten Solok yang baru mendarat di BIM dari Jakarta mengaku, merayakan Lebaran di Jakarta bersama keluarga anaknya. Momen itu sekaligus dijadikan untuk ajang liburan bagi Evi bersama suami dan dua putrinya.