Rawan Longsor, IAIN Ambon Bakal Bangun Kampus Baru
Pergerakan tanah di kompleks Institut Agama Islam Negeri Ambon, Maluku, yang menyebabkan rusaknya sejumlah gedung, mendorong pihak rektorat mencari lahan kampus baru. Kompleks kampus sekarang dinilai rawan longsor karena berada di kawasan perbukitan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Pergerakan tanah di kompleks Institut Agama Islam Negeri Ambon, Maluku, yang menyebabkan rusaknya sejumlah gedung, mendorong pihak rektorat mencari lahan kampus baru. Kompleks kampus sekarang dinilai rawan longsor karena berada di kawasan perbukitan.
Hujan berintensitas ringan hingga sedang yang mengguyur Kota Ambon hingga Minggu (9/6/2019), menyebabkan pergerakan tanah di kompleks Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon diperkirakan meluas. Kondisi tiga bangunan yang rusak pun kian parah. Tiga gedung itu adalah perpustakaan, laboratorium MIPA, dan auditorium.
Fondasi gedung perpustakaan sebagian besar sudah terbenam. Dinding dan tiang bangunan tiga lantai yang dikerjakan tahun 2011 itu sebagian sudah retak dan roboh. Jika curah hujan tetap tinggi selama beberapa hari ke dapan, pergerakan tanah diperkirakan semakin meluas dan diperkirakan menyebabkan gedung roboh.
Jika curah hujan tetap tinggi selama beberapa hari ke dapan, pergerakan tanah diperkirakan semakin meluas dan diperkirakan menyebabkan gedung roboh.
Tiga gedung tersebut tidak dapat digunakan lagi. Saat ini, garis polisi sudah terpasang di tiga gedung tersebut dan beberapa gedung lain yang juga retak. Aktivitas kampus di sekitar gedung itu dihentikan. Kegiatan perkuliahan bagi sekitar 6.000 mahasiswa di kampus itu dialihkan ke gedung lain di kompleks yang sama.
"Kondisi ini sangat rawan. Kami sudah berpikir untuk pindah ke lokasi yang baru di Liang. Kebetulan, di sana ada lahan yang sudah tersedia," kata Rektor IAIN Ambon Hasbollah Toisuta. Liang berada di wilayah Kabupaten Maluku Tengah yang berjarak sekitar 39 kilometer arah timur Kota Ambon.
Menurut Hasbollah, ke depan IAIN Ambon akan memiliki dua kompleks kampus, yakni kampus sekarang dan kampus baru yang rencananya mulai dikerjakan tahun 2020. "Jadi di sini (kampus lama), tetap ada. Di sini menjadi kampus pusat. Rektorat tetap ada di sini," ujarnya. Ia belum dapat merinci pembagian fakultas.
Pergerakan tanah
Sekretaris Kota Ambon AG Latuheru mengatakan, pihaknya telah menyurati Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mengirim ahli geologi ke Ambon. Ahli dimaksud untuk meneliti pergerakan tanah di IAIN Ambon dan sejumlah titik lainnya di Kota Ambon yang dianggap rawan. "Penelitian ini sebagai bagian dari mitigasi bencana," ujarnya.
Ambon merupakan wilayah yang rawan banjir dan longsor seperti di kawasan Barumerah dan Batugajah. Sepanjang tahun 2012 dan 2013, terjadi banjir dan longsor yang menewaskan belasan orang. Tahun 2018, seorang warga juga meninggal akibat longsor. Tahun ini, seorang warga terluka akibat longsor pada pekan lalu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku Ismail Usemahu mengatakan, untuk menekan laju pergerakan tanah, pihaknya akan memasang bronjong berupa material yang diisi di dalam karung.
Tanah yang terbelah juga akan ditutup terpal sehingga air tidak masuk melalui celah tersebut. Masuknya air akan membuat tanah semakin labil.