Jembatan Darurat Penghubung Sulteng-Sultra Dibangun
Pembangunan jembatan darurat yang menghubungkan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara segera dilakukan. Jembatan itu untuk menggantikan jembatan yang rusak akibat diterjang banjir.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
PALU, KOMPAS - Pembangunan jembatan darurat yang menghubungkan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara segera dilakukan. Meskipun jembatan masih rusak, lalu lintas tak lumpuh karena ada jalur alternatif yang bisa digunakan warga.
Jembatan di Desa Dampala, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) tersebut putus karena dihantam air sungai yang meluap pada Jumat (7/6/2019). Jembatan sepanjang sekitar 75 meter itu patah.
Pengerjaannya sangat tergantung cuaca, tetapi kami targetkan selesai dalam empat hari.
Jembatan tersebut menghubungkan Sulteng dengan Sulawesi Tenggara (Sultra). Di perbatasan dekat jembatan itu, banyak beroperasi perusahaan pengolah hasil tambang, terutama nikel.
"Material untuk pembuatan bailey (jembatan darurat) sudah diangkut ke lokasi. Pengerjaannya sangat tergantung cuaca, tetapi kami targetkan selesai dalam empat hari," kata Kepala Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XIV Palu Beni Birmansyah, di Palu, Sulteng, Selasa (11/6).
Material yang diangkut tersebut, antara lain kerangka bailey, pasir, dan batu. Beni mengatakan, untuk mobilitas, warga menggunakan jalur alternatif yang merupakan jalan desa setempat dengan jembatan sepanjang 30 meter. Jaraknya 1,5 kilometer dari jalan nasional. Dengan jalur alternatif itu, mobilitas warga tak terganggu signifikan.
Kepala Humas dan Komunikasi Publik PT Indonesia Morowali Industrial Park Deddy Kurniawan menyatakan, kerusakan jembatan tak memengaruhi operasional perusahaan-perusahaan dalam kawasan industri tersebut. Selain karena adanya jalur altenatif untuk mobilitas warga saat mudik Lebaran lalu, mayoritas pekerja di perusahaan berasal dari sekitar lokasi pabrik.
Kabupaten Morowali berbatasan langsung dengan Kabupaten Konawe Utara, Sultra. Daerah itu terkena dampak banjir paling parah di Sultra yang merusak infrastruktur dan permukiman penduduk serta menyebabkan ribuan warga mengungsi.