Wisatawan Masih Buang Sampah Sembarangan di Kawasan Candi Borobudur
Selama musim libur Lebaran, volume sampah di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, meningkat drastis hingga 127 persen dibandingkan hari-hari biasa. Volume sampah terbanyak, berasal dari areal parkir.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Selama musim libur Lebaran, volume sampah di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, meningkat drastis hingga 127 persen dibandingkan hari-hari biasa. Volume sampah terbanyak, berasal dari areal parkir.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana, mengatakan, sampah-sampah kebanyakan dikeluarkan pengunjung dari mobil atau bus yang ditumpanginya.
“Setelah parkir, dimungkinkan pengunjung pun langsung mengeluarkan sampah dari sepanjang perjalanan yang sebelumnya disimpan dalam kendaraan,” ujarnya, Selasa (11/5/2019).
Selama musim libur Lebaran, sejak H-1 hingga Minggu (9/6), area parkir Borobudur selalu penuh terisi kendaraan pengunjung. Area parkir di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, memiliki kapasitas hingga 600 mobil dan bus.
Setelah parkir, dimungkinkan pengunjung pun langsung mengeluarkan sampah dari sepanjang perjalanan yang sebelumnya disimpan dalam kendaraan.
Adapun sampah di area parkir sangat beragam. Selain botol dan kemasan plastik, juga banyak ditemukan sampah basah berupa sisa-sisa makanan dan minuman.
Peningkatan volume sampah terjadi sejak sehari sebelum Lebaran, Rabu (4/6), hingga Senin (10/6). Selama tujuh hari tersebut, volume sampah mencapai hingga 163,5 meter kubik, jauh di atas volume sampah sepekan dalam kondisi normal yang biasanya hanya 91,5 meter kubik. Rata-rata volume sampah pada hari biasa hanya 12 meter kubik per hari, sedangkan rata-rata volume sampah pada tujuh hari libur Lebaran selalu di atas 20 meter kubik per hari. Dari volume tersebut, lebih dari 50 persennya berasal dari area parkir.
Tak hanya area parkir, menurut Putu, sampah juga banyak didapati di halaman hingga bangunan candi. “Banyak sampah ditemukan di jalan dan lorong-lorong candi. Sampah dibiarkan berserak dan tidak dibuang dengan benar di tempat sampah,” ujarnya.
Karena tidak diizinkan membawa makanan, kebanyakan sampah yang ditemukan hanya berupa botol minuman dan tiket masuk. Di halaman candi, sampah juga ditemukan dibuang sembarangan di bawah pohon. Pembuangan sampah diduga terjadi saat pengunjung usai beristirahat di sekitar pohon.
Peningkatan volume sampah ini, terjadi seiring lonjakan jumlah wisatawan ke Candi Borobudur. Jika pada hari biasa berkisar 3.000-4.000 pengunjung per hari, dan pada akhir pekan berkisar 8.000-10.000 orang per hari, maka selama musim libur Lebaran, sejak H-1 hingga H+6 Lebaran, jumlahnya selalu lebih dari 10.000 pengunjung per hari. Puncak kunjungan terjadi Sabtu (8/6), di mana jumlah wisatawan mencapai hingga 53.386 orang.
Di halaman candi, sampah juga ditemukan dibuang sembarangan di bawah pohon. Pembuangan sampah diduga terjadi saat pengunjung usai beristirahat di sekitar pohon.
Peningkatan volume sampah juga terjadi di Kota Magelang. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuurip, sejak H-1 hingga Minggu (9/6/2019), volume sampah meningkat sekitar 15-20 ton per hari.
"Jika biasanya rata-rata volume sampah hanya sekitar 80 ton per hari, maka sejak H-1 Lebaran, volume sampah meningkat hingga leboh dari 100 ton per hari,” ujar Kepala UPT TPA Banyuurip, Sobron.
Peningkatan volume sampah juga karena selama musim libur Lebaran, Kota Magelang ramai dikunjungi pemudik. Sekitar 70 persen sampah berasal dari sampah rumah tangga dan 30 persen sisanya dari beragam pusat keramaian masyarakat seperti pusat kuliner, taman rekreasi, pusat perbelanjaan, dan kawasan alun-alun.