Alumni Program Darmasiswa Kembangkan Gamelan di Sejumlah Negara
Alumni program Darmasiswa terus menjadi duta-duta kebudayaan Nusantara. Mereka mengembangkan seni tradisional Indonesia, di antaranya gamelan, di sejumlah negara.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Alumni program Darmasiswa terus menjadi duta-duta kebudayaan Nusantara. Mereka mengembangkan seni tradisional Indonesia, di antaranya gamelan, di sejumlah negara.
Program Darmasiswa merupakan beasiswa non-gelar dengan masa studi selama satu tahun. Program ini diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi mahasiswa mancanegara dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia serta seni dan budaya di sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.
Kepala Pusat Urusan Internasional Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Wasi Bantolo mengatakan, sejak digulirkan tahun 1974, program Darmasiswa telah diikuti total 7.852 peserta dari 121 negara. Pada tahun akademik 2018/2019, program ini diikuti 679 mahasiswa dari 82 negara. Mereka belajar di 70 perguruan tinggi negeri dan swasta.
Wasi mengatakan, ISI Surakarta turut menjadi pengelola program Darmasiswa sejak 1984. Sejak itu, alumni program Darmasiswa yang pernah belajar di ISI Surakarta banyak yang telah mendirikan komunitas-komunitas gamelan di negara masing-masing, antara lain Inggris, Jepang, Amerika Serikat, dan Belanda.
”Mereka menjadi duta kebudayaan kita untuk mengembangkan gamelan di negara mereka,” kata Wasi di Solo, Jawa Tengah, Kamis (13/6/2019).
Ia mencontohkan, alumni Darmasiswa yang aktif mengembangkan gamelan di pusat kesenian Southbank Centre, di London, Inggris, antara lain Peter Smith dan John Pawson.
Selain itu, gamelan juga dikembangkan alumni Darmasiswa di Fukuoka, Tokyo, dan beberapa kota lain di Jepang. Alumni Darmasiswa itu telah menjadi pelatih gamelan di negara mereka.
”Tahun ini ISI Surakarta menerima 15 mahasiswa peserta Darmasiswa dari tujuh negara. Tahun depan kami akan menerima 28 mahasiswa,” ujarnya.
Leon Gilberto Medellin, peserta program Darmasiswa tahun 2014/2015 di ISI Surakarta, mengatakan sangat menarik belajar teknik memainkan gamelan. Ia ingin mengembangkan gamelan di negara asalnya, Meksiko. Karena itu, setelah mengikuti program Darmasiswa, untuk memperdalam teori dan kemampuan praktik memainkan gamelan, ia memutuskan untuk melanjutkan studi reguler S-1 pada Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta.
”Di Meksiko ada grup gamelan, tetapi ilmu praktik sangat terbatas, apalagi teori. Karena itu, saya ingin memperdalamnya dengan belajar langsung di ISI Surakarta,” kata Leon.